Assalamu'alaikum ^_^

Yuk kita perbanyak membaca buku dan mendengarkan kajian, Let's Fastabiqul khoirot !

Tuesday, September 26, 2017

Diary #83 - Berbenah


Menjaga Hati Kita
Mari, mari kita coba untuk saling mengerti, saling mawas diri
bukan saling membenci, memaki, bahkan mencaci.
Salah itu wajar, karena kita hamba tak luput dari salah dan lupa.
Tapi, sebaik baik yang berbuat salah adalah yang mau berbenah
bukan bertahan diatas kesalahan dengan seribu alasan.

Itulah yang saya khawatirkan, ketika diri saya 
atau kita merasa diri ini tertalu tangguh
kita jadi merasa paling benar bahkan selalu benar.
Memaksa hati ini untuk mengaku bersalah,
karna telah menunjukkan mana yang salah.

Sekali lagi, salah itu bukan berarti mengalah. pasrah atau menyerah
Salah itu bukanlah akhir dari sebuah masalah, tapi yuk berbenah bersama.
Harusnya kita sadar, sadar atas kelemahan kita, sadar atas kelebihan kita.
Jangan sampai kelemahan dan kelebihan kita,
membuat orang lain itu tersakiti, apapun itu...

Sadar atau tidak sadar, jadilah orang yang baik
Baik bukan karna apa apa, dan bukan karna siapa siapa
Tapi baik hanya untuk Allah semata.
Sungguh niat yang baik akan membawa,
setengah perjalanan menuju perangai yang baik
Dan akan selalu ada balasan kebaikan yang berlipat,
disetiap kebaikan yang kita perbuat.

Ingat !
Sungguh sakitnya hati lebih pedih dari pada sakitnya raga ini.
Itulah mengapa kita saling menjaga diri dan menjaga hati,
Baik diri kita maupun saudara kita, siapapun itu...
Berusaha bertahan untuk saling mengerti dan berbagi.

Cangkringan, 27/9/2017 - AM

Thursday, September 21, 2017

Madrasah Diniyah MTA


Bukti

Lagu ini bercerita tentang kekaguman dan rasa syukur seseorang 
terhadap orang yang dicintainya. Bisa siapa aja.


Memenangkan hatiku,
bukanlah satu hal yang mudah,
kau berhasil membuat,
ku tak bisa hidup tanpamu.

Menjaga cinta itu,
bukanlah suatu hal yang mudah,
namun tak sedetik pun,
tak pernah kau berpaling dariku.

Beruntungnya aku dimiliki kamu.

Kamu adalah bukti,
dari cantiknya paras dan hati,
kau jadi harmoni saat ku bernyanyi,
tentang terang dan gelapnya hidup ini,

Kaulah bentuk terindah,
dari baiknya Tuhan padaku,
waktu tak mengusaikan cantikmu,
kau wanita terhebat bagiku,
tolong kamu camkan itu.

Meruntuhkan egoku bukan satu hal yang mudah,
dengan kasih lembut kau pecahkan kerasnya hatiku,
beruntungnya aku dimiliki kamu (ku ingin engkau tahu).

Kamu adalah bukti dari cantiknya paras dan hati,
kau jadi harmoni saat ku bernyanyi tentang terang dan gelapnya hidup ini,
kaulah bentuk terindah (kaulah bentuk terindah) dari baiknya Tuhan padaku,
waktu tak mengusaikan cantikmu (mengusaikan cantikmu),
kau wanita terhebat bagiku, tolong kamu camkan itu.

- Sebuah Senandung Cinta -
Virgoun

Friday, September 15, 2017

Diary #81 - Masa, Cerita dan Makna, Terasa Indah karenaNya


Terbesit satu untaian kalimat, entah datangnya dari mana
yang jelas setelah membaca pengalaman berhargamu 
aku menjadi semakin yakin bahwa mereka yang mengabdikan dirinya
di jalan perjuangan dakwah, dalam hal ini lingkungan majlis
akan menemukan untaian hikmah disetiap cerita hidupnya

Begitulah Dakwah, ia akan senantiasa menumbuh suburkan cinta padaNya
kecintaan pada akan meminta segalanya dari yang kita punya
bukan dengan terpaksa namun dengan hati yang penuh rasa bahagia
bukan dengan siapa, mendapat apa, atau bagaimana namun cukup karenaNya
Tak bisa dipungiri mereka yang bersungguh sungguh di jalanNya 
maka tiada masa tanpa ada cerita, dan tiada cerita tanpa ada makna didalamnya

Lelah langkahnya dalam hidup berjama'ah, menyiapkan pengajian
mengikuti pengajian, mengantarkan ustadz mengisi pengajian, 
mengikhromi peserta pengajian, membersihkan tempat pengajian,
menjaga parkir kendaraan peserta pengajian, membantu menyiapkan materi brosur pengajian,
membantu masak untuk tamu pengajian dan banyak lagi lainya,
seperti halnya yang kamu sampaikan juga adalah beberapa contoh 
diantara banyak aktivitas dakwah ketika kita hidup dalam jama'ah 
yang disatukan oleh Allah dengan Al Qur'an di Majlis Tafsir Al Qur'an
Alhamdulillahi rabbil 'aalmiin

Kalau aku cerita sepertinya tak cukup sehari ku menyampaikannya padamu
banyak makna yang tersimpan di kotak cerita ku bersama keluarga
mulai saat aku masih sangat kecil dikala oleh ibuk diajak mengikuti kelompok khususi ibu ibu
hadir di ahad pagi dan lalu selalu berdiri berjajar menunggu Al Ustadz 
dengan senangnya menyambut tangan beliau dan menciumnya penuh kecintaan
sampai hari ini, semangat yang mengaji tumbuh subur menjadi pohon ilmu 
yang adanya dapat memberikan manfaat bagi sekitarnya

Alhamdulillah, Allah menunjukkan jalan yang lebih baik
dengan menyibukkanku di jalan dakwah pendidikan diniyah 
mulai dari pembinaan bapak bapak dan ibu ibu, pemuda, TPA hingga madrasah
setiap hari aku harus berfikir, strategi, materi dan metode apa yang akan aku sampaikan
kepada semua teman teman, adek adek yang senantiasa membersamaiku dalam Tholabul 'ilmi
tidak pernah aku berfikir menggurui warga ngaji, menjadi senior bagi teman teman atau yang lainnya
cukuplah kebersamaan kamilah yang menumbuh suburkan keimanan kami

Sejujurnya terasa ada yang kurang di setiap lembarn cerita akhir akhir ini
karena ada banyak hal yang bagiku berat untuk aku lalui sendiri
ketika membina warga belajar tahsinul qur'an setiap ahad sore
ketika membina pemuda dan remaja cabang setiap ahad pagi
ketika membuat materi TPA dan menyampaikannya setiap kajian gelombang
ketika menyusun pembelajaran di madrasah diniyah
dan masih banyak lainnya...

Perlu sosok seorang walijah muslimah yang tsiqoh dalam misi berdakwah
mampu menjadi contoh dan teladan bagi para jama'ah
tidak hanya bagi warga namun anak anak, remaja dan pemuda
khususnya bagi kaum muslimah dan anak anak
yang karenanya, perlu pendekatan yang berbeda dengan kaum ikhwan

Maka, bersyukur ketika Allah memantapkan pilihanku untuk tetap tinggal di Jogja
karna di jogja bagiku adalah medan jihad yan begitu luas dan subur untuk berdakwah
begitu banyak potensi yang belum termaksimalkan
masih banyak hal yang bisa dilakukan untuk kemajuan syiar islam 

Jadi, saat saya dan bapak ibuk telah mantap mengizinku untuk bekerja dan menikah
maka diantara beberapa pilihan yang sudah masuk di bapak ibuk
bapak ibuk memilihkanku pada seseorang yang lebih dekat dan aktif berkegiatan di majlis
tidak jauh dari apa yang saat ini aku lakukan baik sejak di semanggi maupun sekarang ketika di jogja
alhamdulillah.. kamu, bukan saja pilihanku namun juga bapak ibukku
beliau berdua selalu menanyakan kabarmu, dan juga menenangkanku
karena bapak ibukmu sudah memberikan kabar juga kepada bapak ibukku
yang intinya bersabar untuk sementara waktu

Persis seperti yang pernah ku bilang
Cinta itu menjaga, terburu buru itu nafsu belaka

Bersamamu...

Cangkringan, 15/9/2017 - AM
Spesial aku buat sebelum pulang ke Solo
bersiap Silatnas MTA di Manahan 

Di rumah ibuk masih sibuk menyelesaikan jahit seragam panitia, semoga sdh selesai
Bapak membantu persiapan ikhrom di majlis, semoga lancar
Dan aku bakalan nyenengin faqih dan nurul sebelum silatnas, jalan jalan ke gramedia // ^,^

Semoga persipannya lancar, sampai bertemu di Silatnas
insyaallah hadir lebih awal...



Wednesday, September 13, 2017

Diary #80 - Antara Ingin atau Siap untuk Menikah


Nikah adalah ujian, bagi siapa ? Bagi mereka yang mau menikah (bukan hanya bagi yang sudah menikah). Apa yang akan dilakukan oleh seseorang ketika akan ujian ? Serius Belajar !

Maka pahamilah dulum bahwa dari seantero definisi menikah, definisi pertama yang pertama yang harus kita ketahui adalah ujian. Ya... menikah adalah ujian

Melihat kembali motifnya apakah menikah itu keinginan ataukah kebutuhan ?. Jika ada seseorang menikah hanya karena alasan ingin, maka ia hanyalah seorang anak kecil yang ingin menikah. Namun jika menjadi butuh, maka ia akan menganggapnya sebagia hal yang teramat serius, layaknya ada ujian mendadak, mukanya akan berubah menjadi serius jika membicarakan nikah

Seseorang sudah dianggap butuh menikah bukanlah dilihat dari usianya. Ada tiga hal yang dapat menjadi parameter apakah seseorang itu sudah layak/pantas/butuh menikah. Ketiga hal tersebut adalah hubungan dengan orang tuanya (walinya). Seseorang yang sholih dan sholihah dimata orang tuanya, patuh, taat dan tawadhu’ maka ia memang sudah sepantasnya menikah, agar apa ? agar orang tunya ikhlas dan ridho serta tenang melepas putra putrinya membangun kehidupan yang baru bersama pasangan hidupnya. Terutama bagi seorang muslimah, kenapa ? karena ketika muslimah menikah maka baktinya dialihkan pada suaminya dan bukan lagi orang tuanya. Ketika orang tua sakit dan suami tidak menginzinkan menjenguk karena sesuatu hal maka bakti pada suami adalah yang harus didahulukan. Begitu juga bagi seorang ikhwan ia memiliki tanggung jawab kepada istri dan putra putrinya, bagaimana menjaganya agar selamat terhindar dari segala hal yang dapat menyeret ke dalam api neraka. Selain itu juga tanggung jawab untuk membina, mendidik dan mengarahkan keluarga untuk senantiasa ingat dan taat kepada Allah dan RosulNya. 

Kedewasaan keduanya antara suami dan istri sangatlah di perlukan dalam perjalanan hidup berkeluarga. Sejauh mana perilaku kesehariannya punya rasa ta’awun (mau menolong orang lain) yang tinggi. Sejauh mana ia peka, berempati, mudah dan cepat memahami orang lain. Bergaul dengan baik di lingkungan sekitarnya, tidak diwarnai ghil ghil (dengki) dalam hatinya. Karena modal menikah adalah tafahum (saling memahami) kemudian ta’awun.

Mengapa ?

Karena menikah adalah bentuk saling bantu membantu dalam kebaikan. Saling menguatkan untuk menjadi lebih baik. Membantu tetangga di sekitar rumah agar menjadi lebih baik. Membangun bi’ah sholihah (lingkungan yang baik) tidak hanya dirumah namun juga dimasyarakat.

Ketika ia sudah memahami seutuhnya bahwa menikah adalah ladang jihad baru, maka ia sudah siap menikah. Bukankah jihad itu medan yang sulit lagi berat, dan bukan jalan yang menyenangkan ? Maka jika ada yang membayangkan menikah adalah kesenangan itu pertanda bahwa ia belum siap menikah. Seseorang yang menganggap menikah adalah perjuangan maka niscaya ia akan berbahagia, insyaallah. Karena Allah dan Rosul menjadi menjadi motivasi utama.

Sesungguhnya jatuh cinta bukanlah menjadi syarat seseorang untuk siap menikah. Justru kesiapan menikah bukanlah dilandasi oleh adanya cinta diawalnya (apalagi kalau sampai pacaran dulu). Mereka mensyaratkan cinta untuk menikah, maka kesiapannya tak lebih dari sebuah keinginan yang subjektif. Benarkah keinginan itu subjektif ?

Contoh, bahwa keinginan itu bisa subjektif. Kita sudah makan nasi diwarung sore ini, malamnya kita disodori traktiran ayam bakar. Walaupun kita sudah kenyang, bukanlah seringkali kita tetap ingin ? Ya... itulah keinginan yang subjektif. Kebutuhan atau kesiapan menikah tidak disertai syarat harus calon tertentu, misalnya “saya akan menikah hanya dengan su fulan atau si fulanah”

Lalu bagaimana ketika adaa seseorang yang belum layak menikah, tapi sudah ingin menikah ? Keinginan tersebut harus dikelola untuk dilawan, belajarlah dulu untuk siap, hingga rasa ingin itu berubah menjadi sebuah kesiapan dan kelayakan. Kesiapan menikah muncul dari ilmu yang dimiliki. Ia sudah memiliki pengetahuan akan fiqih munakahat. Sejauh manakah ilmu tentang menikah ia sudah pelajari ? apa sajakah rukun dan syaratnya ? bagaimana tarbiyatul awlad ? apa hak dan kewajibannya ? semua tidak bisa kita pelajari dengan sistem SKS (Sistem Kebut Semalam). Layaknya haji, tentunya harus paham syarat dan rukunnya, sebelum kita melaksanakan haji. Kita tidak mungkin bisa sholat tanpa kita tahu dahulu bagaimana gerakan dan bacaannya.


Ya begitulah menikah, perlu persiapan sebelum melangkah bersama. 
Jadi sudahkah kita siap menikah ? atau masih hanya ingin menikah ?

Cangkringan, 14/9/2017 - AM

Tuesday, September 12, 2017

Seputar SILATNAS MTA III - 17 September 2017


Denah Lokasi Pelaksanaan dan Kantong Parkir Kendaraan :





Semoga diberikan kelancaran disaat mempersiapkan hingga hari pelaksanaan
Barakallahu fiikum, sampai bertemu di Silatnas MTA III !!!

Sambilegi, 12/9/2017 - AM



Monday, September 11, 2017

Sepi Menanti ? Hadirkan Allah tuk Mengisi

Kamu sendiri ?...
hayoo... jangan sampai futur ya...
tetaplah istiqomah disaat sempit maupun longgar
manfaatkanlah waktu longgarmu sebelum waktu sempitmu tiba
bisa dengan mengaji, belajar, atau berkarya

Nah, buat kamu yang suka dengan murotal
kalau kamu sempat galau sibukkanlah dengan belajar
bisa dengan mendengarkan Al Qur'an sambil belajar Tahsinul Qur'an

kalau saya sih suka pakai banget hehe...
kalau kamu ?

Ini adalah murotal Juz 'Amma yang dibacakan oleh Ustadz Dzikron
beliau adalah pembuat metode MURI-Q

Yuk di simak dan di download
barakallahu fiikum ^,^


Daftar Link Download :

Qs. Al Fatihah : klik disini

Qs. An Naba : klik disini

Qs. An Nazi'at : klik disini

Qs. Abasa : klik disini

Qs. At Takwir : klik disini

Qs. Al Infithor : klik disini

Qs. Al Muthofifin : klik disini

Qs. Al Insyiqoq : klik disini

Qs. Al Buruj : klik disini

Qs. At Thoriq : klik disini

Qs. Al A'laa : klik disini

Qs. Al Ghosiyah : klik disini

Qs. Al Fajr : klik disini

Qs. Al Balad : klik disini

Qs. Asy Syam : klik disini

Qs. Al Lail : klik disini

Qs. Ad Dhuha : klik disini

Qs. Al Insyiroh : klik disini

Qs. At Tiin : klik disini

Qs. Al Alaq : klik disini

Qs. Al Qodr : klik disini

Qs. Al Bayyinah : klik disini

Qs. Al Zalzalah : klik disini

Qs. Al Adiyat : klik disini

Qs. Al Qori'ah : klik disini

Qs. At Takatsur : klik disini

Qs. Al 'Asr : klik disini

Qs. Al Humazah : klik disini

Qs. Al Fiil : klik disini

Qs. Al Quraisy : klik disini

Qs. Al Maun : klik disini

Qs. Al Kautsar : klik disini

Qs. Al Kafirun : klik disini

Qs. An Nashr : klik disini

Qs. Al Lahab : klik disini

Qs. Al Ikhlas : klik disini

Qs. Al Falaq : klik disini

Qs. An Nash : klik disini


Alhamdulillahi raabil 'alamiin....
Cangkringan, 11/9/2017 - AM

Sunday, September 10, 2017

Selamat Berjuang !!!


Para Komandan Satgas Majlis Tafsir Al Qur'an
Uhibukum fillah wa Barakallahu fiikum

^_^

Nasyid #23 - Berjuang Diakhir Penantian, Ikhlas BersamaNya


Entahlah sudah berapa kali ku menahan rasa,
setiap kali nama itu muncul dibenak hati ini.
Sebuah nama yang menguatkanku untuk terus melangkah,
melangkah sabar di jalan dakwah berliku
sesabar ku menanti kehadirannya.
bersamaNya, karenaNya, kepadaNya

Video ini hanyalah kumpulan potongan cerita,
di setiap lembar kepingan rasaku,
mungkin juga sama denganmu.
mungkin...

Setidaknya yang sedikit ini bisa menghibur
mengingatkanku, membersamaiku dan menguatkanku
tentang arti indahnya keikhlasan dan kesabaran

Sungguh, di tengah perjalanan dakwah
begitu banyak perhiasan indah yang sesaat memuatku kagum
cukuplah karenaNya ku menjaga diri
menjaga hati, menjaga pandangan dan menjaga pergaulan
ku yakin, dengan ku mengikhlaskanmu
semakin tulus ku mendoakanmu
mengharap ridhoNya kita bisa bersama
sehidup sesurga.

Keep Fight !!!
Mari Menangkan ^_^

Sambilegi, 10/9/2017 - AM
(masih off, handphonenya rusak lagi -,-" #sabar)