Pembahasan akhlak yang pertama
ini adalah tentang akhlak tidur, kenapa tidur ? karena hal ini adalah kegiatan
yang selalu kita lakukan setiap hari dan tidak bisa dipungkiri mungkin diantara
kita yang masih belum istiqomah atau bahkan belum tahu praktik pengamalan
sunnahnya.
Jika kita renungkan, dalam sehari
(24 jam) apabila rata rata tidur kita 8 jam sehari maka apabila dikalkulasi
dengan umur kita maka kita telah menghabiskan sepertiga dari umur kita untuk
tidur, masyaallah...
Lama juga kan... tapi harus kita
yakini bahwa Allah menciptakan kita sebagai sebaik baik makhluk, semua
aktivitas kita adalah sebuah anugrah dari Allah, tinggal kita bagaimana mengimplementasikannya,
apakah dalam hal yang baik, buruk atau yang sia sia. Apabila aktivitas tidur
ini kita lakukan dalam hal kebaikan, kita niatkan untuk mencari ridho Allah,
memenuhi hak hak tubuh kita maka sungguh banyak tanda tanda kekuasaan Allah,
banyak hikmah yang terkandung didalamnya.
1. Malam untuk beristirahat
dan siang untuk bekerja
Allah berfirman
dalam Qs. Ar Ruum ayat 23 :
َمِنْ آيَاتِهِ
مَنَامُكُم بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُم مِّن فَضْلِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ
لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَسْمَعُونَ
dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari
sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
mendengarkan (QS Ar-Ruum 23)
Allah
juga berfirman dalam Qs. Al Furqon ayat 47 :
َهُوَ الَّذِي
جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِبَاسًا وَالنَّوْمَ سُبَاتًا وَجَعَلَ النَّهَارَ نُشُورًا
Dialah yang menjadikan untukmu
malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang
untuk bangun berusaha (QS AlFurqon 47)
2. Kesempatan meraih pahala
Muadz bin
Jabal mengatakan : Sungguh aku berharap pahala dari tidurku, sebagaimana aku
mengharapkannya dari Sholatku
3. Terangkat dari beban dan dosa
Diangkat pena
(catatan amal) dari tiga orang : yang tidur sampai ia bangun, dari orang gila
sampai sembuh, dari anak-anak sampai berusia baligh “ (HR Abu Daud)
Subhanallah, banyak kan hikmahnya
tidur, banyak keutamaan didalamnya. Tapi perlu diperhatikan tidur yang
bagaimana sih yang mendapat keutamaan ? maka Islam sudah mengaturnya, berikut
ini adalah beberapa hal yang perlu kita perhatikan terkait waktu tidur
1. Hindari tidur pagi
Ibnul Qayyim
berkata: “Di antara perkara yang dibenci di kalangan para salaf, yaitu tidur
antara usai shalat Shubuh dan terbitnya matahari. Sebab, waktu-waktu itu adalah
saat keberuntungan. Aktifitas yang dikerjakan pada waktu-waktu tersebut
memiliki nilai istimewa.
Urwah
mengatakan, “Sungguh jika aku mendengar bahwa seorang itu tidur di waktu pagi
maka aku pun merasa tidak suka dengan dirinya”. [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi
Syaibah no 25442 dengan sanad yang sahih].
Pagi hari
hindarilah aktivitas tidur, kerjakanlah amal sholeh lainnya, dengan bekerja,
berdagang, belajar dan lain sebagainya. Karena sungguh banyak keberkahan
lainnya.
Dari Shakhr
bin Wada’ah al Ghamidi, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa:
“Ya, Allah! Berkahilah umatku pada pagi harinya”.
Jika mengirim
pasukan ekspedisi atau pasukan perangnya, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengutus mereka di pagi hari.
Dan Shakhr
adalah seorang pedagang. Maka ia mengirim dagangannya pada pagi hari. Dia
menjadi kaya dan hartanya melimpah”.
Di riwayat lain
:
Telah
diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, ia melihat seorang anaknya tidur pada waktu
pagi. Maka ia membangunkannya dengan kakinya, seraya berkata : ”Bangun, engkau
tidur saat Allah membagi rejeki untuk hamba-hambaNya”
Selain kita
manfaatkan waktu pagi ini dengan pekerjaan juga bisa kita isi dengan berdzikir,
membaca Al Qur’an atau menghafal Al Qur’an. Dalam riwayat disebutkan : “Iya. Beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya tidak beranjak dari tempat duduknya
setelah shalat shubuh hingga terbit matahari. Apabila matahari terbit, beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri (meninggalkan tempat shalat). Dulu para
sahabat biasa berbincang-bincang (guyon) mengenai perkara jahiliyah, lalu
mereka tertawa. Sedangkan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya tersenyum
saja.” (HR. Muslim no. 670)
2. Beberapa waktu tidur yang perlu diperhatikan
Diantara
beberapa waktu tidur kita, perlu kita ketahui bersama apakah akan membawa
manfaat atau malah sebaliknya. Dalam sebuah riwayat disebutkan : Diriwayatkan
dari ‘Abdullah bin Amr bin al ‘Ash Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Tidur ada
tiga macam. Tidur orang rusak, tidur orang berakhlak, dan tidur orang dungu. Adapun tidur orang yang rusak kepribadiannya
adalah tidur pada waktu dhuha, saat orang-orang menyelesaikan urusan-urusan
mereka, sementara ia terlelap dalam tidurnya. Tidur orang yang bermoral, adalah
tidur qailulah ketika pertengahan hari. Dan tidur orang yang pandir adalah
tidur ketika waktu shalat datang”. (HR Baihaqi
dalam Asy-Syuab)
3. Tidur siang
Al-Munawi
berkata: “Al-Qailulah adalah tidur pada pertengahan siang ketika hampir waktu zawal
(tergelincir matahari) sebelum atau selepas.”
Rasulullah SAW
bersabda : “Berqailulahlah kamu semua, kerana sesungguhnya syaitan tidak
berqailulah.” (HR Abu Nuaim) – dihasankan oleh Albani
Anas bin
Malik berkata : Mereka (para sahabat) dulu biasa
melaksanakan shalat Jum’at, kemudian istirahat siang.” (HR Bukhori)
Dalam sebuah
kajian ilmiah (Afrizal Muttaqien, S.Si, CPNLP, CHt.) didapatkan beberapa manfaat tidur siang, diantaranya :
a. Meningkatkan kewaspadaan,
ingatan atau memori, kemampuan motorik, pengambilan keputusan
dan semangat.
(David Dinges)
b. Menyingkirkan kantuk di
siang hari tanpa mengganggu tidur malam hari. (Jim Horne)
c. Memberikan ketenangan. (Dr.
Roger Rosa)
4. Hindari tidur sore
Rasul
bersabda : “Barang siapa yang tidur setelah shalat Ashar lalu akalnya rusak
maka janganlah dia menyalahkan kecuali dirinya sendiri” ( Silsilah Dhoifah Al
bani )
*kembali ke
hukum asal yaitu mubah karena larangan kurang kuat
5. Hindari tidur sebelum Isya’
Dari Abu
Barzah : Rasulullah SAW tidak menyukai tidur sebelum isyak dan
berbincang-bincang (tanpa keperluan) setelahnya (HR Tirmidzi )
6. Segera tidur ba’da Isya’
Tentunya apabila setelah isya ada
hal bermanfaat yang dibolehkan menurut syariat, boleh tetap menunda tidur agak
malam. Akan tetapi ada hadist yang menyatakan bahwa “Bahwasanya Rasulullah
shallallahu ‘allaihi wasallam membenci tidur malam sebelum (sholat Isya) dan
berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya.” [Hadist
Riwayat Al-Bukhari No. 568 dan Muslim No. 647 (235)]
Hikmahnya tentu saja akan memudahkan
kita bangun untuk qiyamul lail dengan izin Allah. Ketika kita tidur terlalu
larut, maka akan membuat kita berat melakukan amal ketaatan ketika disepertiga
malam akhir.
7. Hindari tidur saat khutbah Jum’at
“Jika salah
seorang dari kalian merasa ngantuk di masjid hari Jum’at, hendaklah ia
berpindah dari tempat duduknya ke tempat lain.” (HR. Abu Dawud)
Begitu indahnya islam memuliakan
pengikutnya, pengamalan disetiap waktunya memiliki banyak hikmah didalamnya
khususnya dalam hal tidur. Tidak hanya dalam urusan waktu tidur saja namun juga
tempat kita tidur islam sudah menunjukkan yang terbaik, yang akan membawa
manfaat bagi kita. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa makruh hukumnya tidur
di atas rumah yang tak beratap. Dimakruhkan tidur di atas rumah yang tidak
bertembok, berdasarkan sabda Rasulullah SAW: "Barangsiapa yang
tidur di atas atap rumah yang tidak memiliki tembok atau atap rumah yang tidak
mempunyai pembatas apapun untuk mematasi kakinya maka jaminan telah terlepas
atas dirinya… (HR Bukhori)
Diantara beberapa adab saat akan
tidur adalah :
1. Memastikan lampu padam
"Padamkanlah
lampu-lampu pada waktu malam apabila kalian hendak akan tidur dan tutuplah
pintu-pintu .. (HR Bukhori Muslim
)
2. Berwudhu
"Apabila
engkau mendatangi tempat tidurmu maka hendaklah engkau berwudhu' seperti
wudhu'mu untuk shalat (HR Bukhori Muslim)
Hendaknya
tidur dalam keadaan sudah berwudhu, sebagaimana hadits: “Apabila engkau
hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu
sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat.” (HR. Al-Bukhari No. 247 dan
Muslim No. 2710)
3. Sholat Witir
Abu Hurairah
: Rasulullah SAW mewasiatkan kepadaku 3 hal : puasa 3 hari setiap bulan, dua
rekaat sholat dhuha dan witir sebelum tidur (HR bukhori Muslim)
Dari Abu
Hurairah ra berkata : “Kekasihku yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mewasiatkan kepadaku tiga wasiat: (1) berpuasa tiga hari setiap bulannya, (2)
mengerjakan dua rakaat shalat Dhuha, (3) mengerjakan witir sebelum tidur.” (HR.
Bukhari no. 1981)
4. Merapikan tempat tidur terlebih dahulu
"Apabila
salah seorang di antara kalian ingin tidur di atas kasurnya maka hendaklah dia
menggerak-gerakkan (membersihkan) kasurnya bagian dalam sarungnya sebab dia
tidak mengetahui apa yang ditinggalkan di belakangnya…". (HR Bukhori
Muslim)
5. Berdzikir dan berdoa terlebih dahulu
"Tidaklah
seorang muslim tidur malam dengan berzikir dan bersuci lalu bangun pada
waktu malamnya, kemudian meminta kepada Allah kebaikan dunia dan akhirat
kecuali Allah akan mengabulkan permohonannya (HR Abu Daud )
Bacaan dzikir
lainnya yang sudah terkenal biasa kita tahu yaitu:
Membaca surat
Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas. Caranya, baca surat Al Ikhlas, Al Falaq
dan An Naas satu kali lalu ditiupkan ke telapak tangan. Pergunakan telapak
tangan tersebut guna mengusap seluruh tubuh dari wajah, tangan, kaki sampai
area area yang bisa dijangkau. Selepas mengusap, baca lagi surat Al
Ikhlas, Al Falaq dan An Naas lalu usapkan hingga total 3 kali. (HR. Al-Bukhari
no. 5017 dan Muslim no. 2192, Malik dalam al-Muwaththa’, Abu Dawud no.
3902, at-Tirmidzi no. 3402, Ibnu Majah no. 3529, dan an-Nasa-i
dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 793)
Membaca Ayat
Kursi alias Quran Surat Al Baqarah 255 sebanyak satu kali. (HR. Al-Bukhari
no. 2311/ Fat-hul Baari V/487)
Dua ayat
terakhir dari surat Al-Baqoroh,berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam “Barangsiapa membaca dua ayat tersebut pada malam hari,
maka dua ayat tersebut telah mencukupkan-nya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Surat Al
Kafirun,berdasarkan sebuah hadits yang mengisahkan bahwa
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mengajarkan sahabat Naufal
untuk membaca surat Al Kafirun sebelum tidur (HR Abu Dawud, Ahmad, dan At
Tirmidzi).
Surat Al Mulk
dan As Sajdah, hal ini berdasarkan penjelasan sahabat Jabir bin Abdillah,
beliau berkata, “Tidaklah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam tidur sampai
beliau membaca alif lam mim tanzilus sajdah (surat As Sajdah) dan
Tabarokalladzi biyadihil mulk (surat Al Mulk)” (HR Bukhari).
Dalilnya,
dari Hudzaifah, ia berkata, “Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hendak
tidur, beliau mengucapkan: ‘Bismika allahumma amuutu wa ahya (Dengan
nama-Mu, Ya Allah aku mati dan aku hidup).’ Dan apabila bangun tidur, beliau
mengucapkan: “Alhamdulillahilladzii ahyaana ba’da maa amatana wailaihi
nusyur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah
mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali).” (HR. Bukhari no. 6324)
6. Tidur dengan posisi miring ke kanan
Rasulullah menjelaskan posisi tidur
yang tepat, “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR.
Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710). Dalam riwayat lain, “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah
pipi kanannya.” (HR. Abu Dawud no. 5045, At Tirmidzi No. 3395, Ibnu
Majah No. 3877 dan Ibnu Hibban No. 2350)
7. Hindari tidur dengan tengkurap
Rasulullah
menggambarkan : “ itu adalah tidurnya penghuni neraka “ . “ itu adalah tidur
yang membuat Allah marah “
Rasulullah
telah melarang tidur tengkurap, Silakan teman teman perhatikan hadist
berikut, “Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur
yang dimurkai Allah Azza Wa Jalla.” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang
shohih)
8. Apabila saat tidur mimpi buruk
"Apabila
salah seorang di antara kalian melihat mimpi yang tidak disukainya maka
hendaklah dia meludah ke sebelah kirinya tiga kali dan berlindunglah kepada
Allah dari setan tiga kali, lalu hendaklah dia berpindah dari posisinya yang
semula (HR Ibnu Majah)
Sedangkan saat bangun dari tidur
beberapa adab yang harus kita ketahui adalah Rasulullah SAW menceritakan: “Setan mengikat pada tengkuk
setiap orang diantara kalian dengan tiga ikatan (simpul) ketika kalian akan
tidur. Setiap simpulnya ditiupkanlah bisikannya (kepada orang yang tidur itu):
'Bagimu malam yang panjang, tidurlah dengan nyenyak.' Maka apabila (ternyata)
ia bangun dan menyebut nama Allah Ta’ala (berdoa), maka terurailah (terlepas)
satu simpul. Kemudian apabila ia berwudhu, terurailah satu simpul lagi. Dan
kemudian apabila ia sholat, terurailah simpul yang terakhir. Maka ia berpagi
hari dalam keadaan segar dan bersih jiwanya. Jika tidak (yakni tidak bangun
sholat dan ibadah di malam hari), maka ia berpagi hari dalam keadaan kotor
jiwanya dan malas (beramal shalih).” (Muttafaqun ‘alaih)
Demikian beberapa penjelasan terkait adab atau akhlak saat kita akan tidur dan saat bangun tidur. Semoga dapat menambah wawasan keilmuan kita dan menjadi motivasi kita untuk mengamalkannya dan meraih fadhilah dan manfaatnya.
Aamiin ya Rabb.
Pakem, 3 Januari 2018 - AM