Assalamu'alaikum ^_^

Yuk kita perbanyak membaca buku dan mendengarkan kajian, Let's Fastabiqul khoirot !

Thursday, June 29, 2017

Diary #46 - Semesta (r)asa


Semoga sabarku,
menjadi jalan untuk menghalalkanmu
#bersamamu #sehidupsesurga

- AM -


Diary #45 - Khitbah


Khitbah...
Sebuah kata yang nampaknya begitu berat dilalui,
meskipun adanya selalu terlintas di benak hati ini.
Bagaimana ku melalui, ta'aruf saya belum ku jalani,
hal terbaik yang saat ini bisa aku lakukan adalah bersabar.

Cerita ini berawal ketika aku setelah wisuda (beberapa hari setelahnya),
pada sebuah malam yang hangat, aku, ibuk dan bapak berkumpul di ruang tengah rumah.
Persis seperti ceritamu entah kamu mengetahuinya dari mana,
waktu itu adalah saat yang paling aku nantikan,
dimana aku meluapkan segala perasaan yang aku tahan berbulan bulan lamanya,
fokus mengerjakan skripsi, merantai di luar kota tanpa memikirkannya,
dan tibalah saatnya aku menyampaikannya, semuanya...

Ya.. sebuah rasa, rasa yang berawal dari kekagumanku pada seseorang,
seseorang yang memiliki ghiroh yang sama, gerak yang sama, dan visi yang sama (pikirku).
Kekagumanku itu semakin tumbuh merekah bersama amanah yang kian bertambah,
serasa diri ini selalu berdoa agar dipertemukan di jalanNya,
berjuang bersama atas ridhoNya.

Sedikit banyak ku mengenalmu dari beberapa orang yang ku kenal dan dari tulisanmu,
dari pencarianku tersebut, ku sampaikan semuanya pada bapak dan ibuk
dan subhanallah, ternyata keluargamu, Bapak dan Ibukmu  adalah teman akrab Bapak dan Ibukku
spontan ibuk ku kaget, tak menyangka rasa itu muncul di keluarga teman sekamarnya dulu,
teman yang selalu bersama di kala suka dan duka,
teman bercerita, belajar dan memasak bersama di sebuah asrama.

Beberapa kali ibuk meminta handphone ku melihat foto berulang ulang,
memastikan apakah betul itu temannya dulu, dan ternyata benar itu temannya,
saat itu kami saling memandang satu dengan yang lain,
seakan setengah tidak percaya...

Tanpa fikir panjang ibukku menjawab yakin bahwa sudah pasti keluarganya lebih dari baik,
padahal aku belum cerita panjang lebar tentang dirimu dan keluargamu dari yang ku ketahui,
ternyata bapak dan ibukku sudah lebih cukup tahu dari pada diriku,
ditambah dengan penjelasanku, bapak ibuk semakin mantap
mantap menjawab segala kegelisahan yang telah aku ceritakan,
bahwa segala kegelisahan itu akan dapat diobati dengan menikah.

Karna ibukku itu sudah merasa sangat dekat dengan ibukmu,
ibukku langsung meminta aku menuliskan biodata singkat,
akan disampaikannya disaat keduanya bertemu saat ngaji,
dan ibuk juga menyuruh menuliskan alasan aku merasa kagum dan suka padamu,
alasan yang membuat ku yakin dan percaya untuk meminangmu
berharap bersamamu akan menambah kebaikanku dan kebaikanmu
saling melengkapi untuk semakin mendekat pada sang Rabbi

Namanya juga A'am, diperintah ibu nulis ya manut nulis
tanpa pikir panjang akhirnya ku menulis disecarik kertas
apa yang ku tulis... apapun itu, yang jelas aku malu membacanya >,<
kalau diingat ingat, ingin rasanya menarik surat itu, bener bener polos ku menulisnya
aku tak tahu langkah ku waktu itu benar atau tidak
yakinku hanya berkata, jika orang tuaku ridho maka itu sudah lebih dari cukup
sami'na wa atho'na, harapku bersamamu...
bersama dengan surat itu (yang nantinya akan sampai padamu)
ku mulai bersabar menjaga hati ini hanya untukNya, untukmu, untuk kita

Terkadang terbesit olehku, benarkah ta'aruf itu...
bukankah aku juga harus tahu lebih dalam tentang calonku ?
masyaallah... rasa khawatirpun selalu menyelimutiku
seiring jawaban dari keluargamu yang tak kunjung datang
"apakah caraku salah ? apakah.. ini dan itu... astaghfirullah"

Dengan tenang ibuk menjawab,
"Sudaah... tenang saja Aaaam.., ibuknya sudah menjawab dan menerima dengan baik suratnya,
hanya saja baru akan disampaikan pada anaknya (kamu) besok kalau sudah lulus,
bapakm juga sudah ditemuinya, dan jawabannya pun sama,
khusnudzon billah, mereka itu keluarga baik insyaallah sudah mengenal kita
tugasmu sekarang bersabar, sambil mempersiapkan segalanya,
yakin sama Allah, yang baik itu akan menjadat jodoh yang baik juga."

Setelah itu, hari demi hari berlalu dengan penuh makna sabar
menjalani aktivitas dengan penuh ingat dan taat
seakan mengemis kasih dan ridhoNya
bersama doa dan harap untuk segera dipertemukan

Ku harap sabar ini adalah bukti niat kesungguhanku untuk meminangmu
Tak ingin ku terburu buru, dan tak ingin pula ku mendesakmu
Ingin rasanya membantumu menyelesaikan urusanmu
tapi ku merasa mendoakanmu adalah lebih ahsan untuk menjaga iffah dan izzahmu
ku percaya bahwa kamu mampu, anggap saja ini ujian bagi kita
berlatih mengambil hikmah sebanyak banyaknya dari proses bersabar
bersabar dengan sabar yang indah

Dan akhirnya khitbah pun akan siap pada saatnya...
sekarang, bersabar untuk sementara waktu
Ma'an najah, ku tunggu lulusmu

Hasbunallah wani'mal wakiil, ni'mal maulaa wa ni'man nashir

Yogyakarta, 29/06/2017 - AM


Wednesday, June 28, 2017

Diary #44 - Diary Muttaqin


Setelah berlalu bulan Ramadhan, bulan pembentukan karakter Muttaqin (hamba Allah yang bertaqwa) maka tidak kalah pentingnya adalah bulan - bulan selanjutnya. Masa kita mempraktikkan dengan istiqomah segala ilmu dan hikmah yang kita dapatkan selama berpuasa di Bulan Ramadhan.

Salah satu tanda bahwa puasa kita di bulan Ramadhan itu berhasil / sukses adalah mampu mendidik kita untuk menjadi pribadi yang khusyu' merasa diawasi oleh Allah, ingat dan taat dimanapun, kapanpun kita berada. Mampu menjaga diri dari segala duri duri dunia yang melenakan dan melalaikan.

Teringat pesan Ustadz Amir Husni, kiat menjadi hamba Allah yang sukses adalah harus memiliki target / cita -cita, dan kemudian membuat rencana. Untuk menjadi pribadi yang istiqomah kita harus punya perencanaan dan target. Perencanaan itu sangat penting karena bicara sukses tanpa rencana sama saja kita merencanakan kegagalan.

Sebagai seorang muslim cita-cita kita sudah jelas, menjadi hamba yang menghamba dengan sebenar benar penghambaan. Berlomba lomba meraih derajat Taqwa dengan segala ikhtiarnya. Karena dengan Taqwa kita bisa merih ridhoNya, dan atas ridhoNya kita dimasukkan kedalam SurgaNya. Aamiin.

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku." (Qs. Ad Dzariyat ayat 56)

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imron ayat 133-134)

Bicara tentang target dan cita cita seakan bernostalgia dimasa mahasiswa yang penuh dengan ide dan karya, benar katamu tak ada habisnya, yang pasti adalah benar adanya bahwa dengan cita cita kita bisa semangat menggapai asa, memupuk ghiroh dalam fastabiqul khoirot.

Satu kisah yang mungkin bisa menginspirasi kita tentang cita cita. Kisah dimasa Rosulullah disaat Perang Khandaq. “Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan penggalian Khandaq, ternyata ada sebongkah batu sangat besar menghalangi penggalian itu. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit mengambil kapak tanah dan meletakkan mantelnya di ujung parit, dan berkata: “Telah sempurnalah kalimat Rabbmu (Al-Qur`an) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah-ubah kalimat-kalimat-Nya dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Terpecahlah sepertiga batu tersebut.

Salman Al-Farisi ketika itu sedang berdiri memandang, dia melihat kilat yang memancar seiring pukulan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian beliau memukul lagi kedua kalinya, dan membaca: “Telah sempurnalah kalimat Rabbmu (Al-Qur`an) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah-ubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Pecah pula sepertiga batu itu, dan Salman melihat lagi kilat yang memancar ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memukul batu tersebut. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memukul sekali lagi dan membaca: “Telah sempurnalah kalimat Rabbmu (Al-Qur`an) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah-ubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Dan untuk ketiga kalinya, batu itupun pecah berantakan. Kemudian beliau mengambil mantelnya dan duduk. Salman berkata: “Wahai Rasulullah, ketika anda memukul batu itu, saya melihat kilat memancar.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya: “Wahai Salman, engkau melihatnya?” Kata Salman: “Demi Dzat yang mengutus anda membawa kebenaran, betul wahai Rasulullah.”

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ketika saya memukul itu, ditampakkan kepada saya kota-kota Kisra Persia dan sekitarnya serta sejumlah kota besarnya hingga saya melihatnya dengan kedua mata saya.” Para shahabat yang hadir ketika itu berkata: “Wahai Rasulullah, doakanlah kepada Allah agar membukakannya untuk kami dan memberi kami ghanimah rumah-rumah mereka, dan agar kami hancurkan negeri mereka dengan tangan-tangan kami.”

Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berdoa. “Kemudian saya memukul lagi kedua kalinya, dan ditampakkan kepada saya kota-kota Kaisar Romawi dan sekitarnya hingga saya melihatnya dengan kedua mata saya.” Para shahabat berkata: “Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar membukakannya untuk kami dan memberi kami ghanimah rumah-rumah mereka, dan agar kami hancurkan negeri mereka dengan tangan-tangan kami.”

Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berdoa. “Kemudian pada pukulan ketiga, ditampakkan kepada saya negeri Ethiopia dan desa-desa sekitarnya hingga saya melihatnya dengan kedua mata saya.” Lalu beliau berkata ketika itu: “Biarkanlah Ethiopia (Habasyah) selama mereka membiarkan kalian, dan tinggalkanlah Turki selama mereka meninggalkan kalian.”

Sepeninggal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, terjadilah apa yang diberitakan oleh beliau. Kedua negara adikuasa masa itu berhasil ditaklukkan kaum muslimin, dengan izin Allah.

Begitulah hikmah cita cita, dengannya lahir asa, dan semangat untuk meraihnya.
Semangat tersebut akan tergambar dalam rangkaian aktivitas yang senantiasa membawa nilai kebaikan, bahkan tidak sedikit yang membawa kemaslahatan umat.

Mungkin sedikit saya berbagi rencana ideal seorang Muttaqin dalam menjalani keseharian mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali.


Aktivitas Ibadurrahman
02.30 : Bangun Pagi + Doa Bangun Tidur

02.35 : ke Kamar Mandi + Wudhu

02.45 : Sholat Lail

03.45 : Sahur *jika niat berpuasa + Qiroah  (beserta artinya)

04.15 : Persiapan Sholat Shubuh di Masjid + Sholat Shubuh berjama'ah
           *disempurnakan dgn sholat sunnah rowatib (lebih afdhol dirumah)

04.45 : Tahfidzul Qur'an (Senin & Kamis jadwal muroja'ah)
           saling menyimak dengan teman teman / keluarga

05.30 : Bersih bersih rumah
           Bercengkrama dengan tetangga
           Belanja sayur
           Masak + Sarapan (jika tidak berpuasa dan tidak lupa berdo'a)

06.15 : Mandi Pagi + Wudhu

06.30 : Sholat Dhuha

06.45 : Membaca / Menulis

07.30 : Berangkat Kerja/Belajar + Berdo'a (memperbarui niat, meluruskan niat dan memperbagus niat)

11.30 : Persiapan Sholat Dhuhur di Masjid + Sholat Dhuhur berjama'ah
           *disempurnakan dgn sholat sunnah rowatib (lebih afdhol dirumah)

12.25 : Makan Siang (tidak lupa berdo'a)

14.30 : Persiapan Sholat Ashar di Masjid + Sholat Ashar berjama'ah
           *disempurnakan dgn sholat sunnah rowatib (lebih afdhol dirumah)

Ngaji selalu diagendakan setiap pekannya, kajian yang dilakukan secara langsung
bukan membaca buku, atau menyimak video melainkan hadir di majlis ilmu. Selain itu jika ada kesempatan tetap menjaga keistiqomah untuk mengajar, berbagi ilmu dengan sesama sesuai kemampuan, menyampaikan kebenaran dan hikmah meskipun hanya satu ayat.

Jika di hari libur dimanfaatkan dengan beraktivitas dengan tetangga, menjalin hubungan baik dengan tetangga, dengan anak anak, membuat majlis ilmu belajar dan bermain bersama

17.00 : Tahfidzul Qur'an

17.30 : Buka Puasa
           Persiapan Sholat Maghrib di Masjid
           Sholat Maghrib berjama'ah
           *disempurnakan dgn sholat sunnah rowatib (lebih afdhol dirumah)

18.00 : Qiroah (beserta artinya), saling menyimak dengan teman teman / keluarga

18.30 : Makan Malam (tidak lupa berdo'a)
           Membaca / Bercengkrama dengan keluarga / teman teman

18.45 : Persiapan Sholat Isya' di Masjid
           Sholat Isya' berjama'ah
           *disempurnakan dgn sholat sunnah rowatib (lebih afdhol dirumah)

Mengikuti liqo' atau kelompok selalu diagendakan setiap pekannya, liqo' atau kelompok dilakukan sebagai wujud pengamalan dari mujahadah dalam tholabul 'ilmi (ngaji) dan juga pengamalan tafahum dan takaful dalam membina ukhwah

Jika tidak ada agenda liqo' maka waktu dimanfaatkan untuk melanjutkan membaca, menulis, tawasaw bersama teman teman / keluarga. Jika tidak ada agenda yang penting maka lebih afdhal menggunakan waktu untuk beristirahat

Seusai liqo'atau kelompok dan jika hendak akan tidur maka lebih afdhal jika tidak langsung tidur, melainkan melakukan beberapa persiapan / kegiatan sebagai berikut :

1. Berwudhu
2. Gosok gigi
3. Minum air putih
4. Sholat Witir
5. Suwuk / Berdzikir
6. Muhasabah
7. Berdo'a sebelum tidur
8. Mematikan lampu
9. Berbaring dengan posisi miring ke sebelah kanan

Mungkin itu sedikit sharing aktivitas yang insyaallah mampu menjaga ghiroh kita untuk senantiasa istiqomah dalam fiisabilillah. Jika ada yang ingin menambahkan tafadhol ^,^

Semoga bermanfaat.

Solo, 28/06/2017 - AM

Tuesday, June 27, 2017

Thursday, June 22, 2017

Diary #42 - Dinamis

Banyak yang bilang saya itu melankolis
yang identik dengan segala sesuatu yang indah menawan
banyak ciri ciri karakter melankolis
sedikit banyak ada benarnya juga.

Tapi satu hal yang benar benar melekat pada diri saya yaitu dinamis,
ya... saya itu orangnya ndak bisa diam, selalu bergerak
melakukan, memfikirkan,dan merasakan sesuatu

Tidak suka asal asalan, cenderung perfectionist
bagaimanapun caranya, meskipun terkadang mengabaikan sisi melankolisnya.
Maka yang terjadi ya dinamis tadi, kadang tenang, rapi, rajin, teliti.
Tapi terkadang karna terlalu bersemangat mengejar perfect,
jadi mengabaikan sisi melankolis yang lain.

Kalau mau tahu bagaimana wujudnya
ini sedikit foto memory saat di Pondok dulu
dan sampai saat ngontrak sekarangpun masih sama -,-"


Saat longgar pengennya istirahat sambil baca buku


Saat sibuk banyak agenda, target dan catatan


Saat sangat sibuk rasanya cuma satu 
bagaimana caranya agar bisa menyelesaikan target
mujahadah wa mastatho'tum
meskipun seringkali bikin kamar jadi macem kapal pecah hehe... ^_^

Yogyakarta, 23/6/2017 - AM

Karya

Karya bukanlah sesuatu hasil yang dapat kita peroleh dengan percuma
melainkan sebuah proses belajar, kajian dan ujian 
hingga dapat kita peroleh sesuatu yang benar benar bermanfaat bagi sesama.

Alhadulillah, cita cita untuk memanggakan orang tua
dengan mengharumkan nama almamater dipentas international biidznillah tercapai
menorehkan nama dan karya di lembaran kenangan kreasi dan inovasi Mahasiswa UGM

Percayalah, berkarya itu tidak sulit
semakin kita taat dan tekun maka Allah akan membukakan jalan
menjadi insan yang kompeten, profesional dan kontributif


link membaca : klik disini

PiBes Board Papan Partikel Batang Singkong 
ada di halaman 124

Wednesday, June 21, 2017

Diary #39 - Mujahadah


Mujahadah...

Sebuah kata yang maknanya jauh lebih besar dari sebuah kata kerja. Karena sesungguhnya mujahadah bukanlah kata kerja, melainkan sebuah rasa dalam berjuang dan bergerak. Mengisi setiap tarikan nafas dengan semangat lillah, menikmatinya dengan penuh kesungguhan, menjalaninya dengan penuh kemaksimalan dan menghembuskannya dengan penuh keikhlasan. Melakukannya di setiap saat tanpa memikirkan dimana, kapan, sedang apa, dan bersama siapa. Semuanya mengalir dan dapat kita rasakan hikmah dan manfaatnya.

Sungguh dengan bermujahadah  kita akan tergolong pada hambanya yang terpilih. Kalau sudah menjadi hamba pilihan Allah, apa sih yang enggak ? ketenangan, kedamaian, keselamatan dan keberkahan akan senantiasa tercurahkan kepada kita, yang semua itu lebih berharga dari nilai sebuah materi dunia

Allah berfirman dalam Qs. Al Hajj ayat 78 :

Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu dan (begitu pula) dalam (Al Qur’an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.

Memahami ayat tersebut sudah sangat jelas, bahwa kita yang saat ini mengaku muslim dan mukmin sudah seharusnyalah bangga dan menunjukkan rasa bela kita, daya juang kita dalam menegakkan kalimatullah, menyampaikan kebenaran, menebarkan kebaikan dan keselamatan bagi sesama.

Saya masih ingat pesan Bapak saat mengisi pengajian dan nasehat Ibuk disela sela membereskan pekerjaan rumah, "kita ini hanyalah hamba, sudah semestinyalah menghamba, mentaati segala perintah dan menjauhi larangan Rabbnya, kita bisa menjadi mulia bukan dengan materi dunia tapi dengan ngaji, dengan agama kita bisa mencapat derajat taqwa. Wa insyaallah dengan bekal taqwa kita bisa meraih surga"

Kita harus senantiasa yakin dan bangga bahwa kita adalah seorang muslim. Seorang muslim harus punya ghiroh untuk berjihad, bermujahadah dalam mendekatkan diri kepada Allah dengan amal perbuatan kita. Siapapun diri kita, pelajar, mahasiswa, guru, dosen, ibu rumah tangga, petani, pegawai kantor, wartawan, dll...

"Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan maka Allah  akan memahamkan baginya agama islam" (HR. Bukhori & Muslim)

Kita harus bersyukur bahwa kita telah dianugrahkan nikmat islam dan iman, maka kita harus bermujahadah, bersungguh sungguh dan beristiqomah dalam menjalaninya. Insyaallah dengan kita bermujahadah Allah akan senantiasa menunjukkan jalan kebaikan kepada kita. Setingkat demi setingkat, Allah muliakan kita dengan ilmu dan amal sholeh (taqwa).

Wa qodarullah ada sedikit hikmah dari makna mujahadah yang pernah saya alami, rasa yakin saya tentang makna mujahadah berawal saat saya masih SMP. Disaat saya mulai menemani Bapak mengisi pengajian di kampung kampung. Disaat teman teman saya sibuk menyiapkan segala tugas dan ulangan, saya harus ikhlas menemani Bapak mengisi pengajian, mengorbankan beberapa jam waktu saya untuk fiisabilillah, lalu berikhtiar dengan sisa waktu yang ada untuk belajar. Memang saat itu sedikit terasa sulit bagi saya untuk menjalaninya, namun Allah memberikan jawabannya.

“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa,” (QS. Al Hajj ayat 40)

Alhamdulillah tidak pernah saya menjumpai nilai saya jelek. Justru kebalikannya, hati saya selalu tenang dan semakin bangga dengan keislaman saya. Dengan mengaji saya tidak hanya faham ilmu dunia tapi saya lebih bisa memaknai ilmu dunia dengan agama, sehingga dapat merubah akhlak dan amal perbuatan saya.

Semenjak itulah saya semakin aktif dalam perjuangan jihad fiisabiilillah, menghidupkan masjid, melakukan kegiatan dengan pemuda masjid, nderekke ustadz mengisi pengajian, piket majlis, piket masak untuk ikhram dan lain sebagainya...

Sampai pada akhirnya saya harus memilih pilihan yang begitu berat, antara meneruskan semangat saya untuk tafaqohu fiddin atau mengikuti arahan Bapak Ibuk untuk kuliah mengingat saya anak pertama tumpuan dan contoh adik adik saya dan akhirnya saya memilih saran orang tua untuk tetap kuliah. Walhamdulillah lewat jalur ujian tulis Allah mengizinkan saya untuk kuliah di UGM dan Allah memilihkan saya kota yang cocok dengan semangat saya, semangat dakwah. Di kota inilah banyak lahir pemimpin pemimpin besar majlis saya dan bangsa ini. Menurut cerita salah satu ustadz, dulu lahirnya pengajian di Jogja adalah berawal dari kelompok mahasiswa. Semangatnya tak lain adalah semangat mujahadah dalam dakwah. 10 % kuliah dan 90 % ngaji dan dakwah.

Begitulah mujahadah, selalu indah pada masanya.
Mendidik kita menjadi pribadi yang kuat dalam berjuang fiisabilillah.
Alhamdulillah selama 5 tahun lebih tinggal di Jogja Allah senantiasa membimbing jalan untuk senantiasa aktif dalam dakwah. Baik di kemajlisan, kepemudaan, pembinaan tpa, tahsinul qur'an hingga mengurusi perihal rintisan sekolah.

Disaat kita mau berproses dengan sungguh sungguh maka hasil terbaik pun akan mengikuti dan Allah tidak akan membebani hambanya diluar kemampuannya. Justru semakin kita bersemangat mendekat kepada kebaikan, maka kebaikan kebaikan lainnyapun akan semakin mudah kita dapatkan. Seperti halnya disaat Kegiatan Nafar Ramadhan kemarin. Adalah bukti bahwa mujahadah akan berbuah indah. Disaat yang lain sibuk bekerja dan sorenya beristirahat, bermain bersama keluarga, Allah menunjukkan jalan dan memberi jalan bagi saya untuk dapat mengikuti nafar Ramadhan dengan berbagai kegaitannya, kajian, kelompok, hafalan, semakan, memasak, isian, dan anjangsana. Sampai tiba suatu hari saya mendapat undangan buka bersama reuni teman teman kuliah di sebuah hotel megah di Yogyakarta. Awalnya saya berfikir subhanallah, kesempatan berharga ini bisa berkumpul bersilaturahmi dengan teman teman semasa perkuliahan dulu. Tapi Alhamdulillah, Allah menguatkan saya untuk tetap meluruskan niat, memperbaiki niat bahwa saya mengikuti Nafar adalah untuk tafaqohu fiddin, maka harus mujahadah, tidak boleh goyah, harus sungguh sungguh mengikutinya.

Qodarullah saya bersama ketua rombongan mendapat tugas untuk mengisi di salah satu binaan dan cabang di sekitar Pakem, yaitu binaan ibu - ibu dan cabang Ngemplak. Subhanallah, Allah memilihkan jalan yang jauh lebih mulia dengan mengaji. Menghadiri majlis ilmu, bersilaturahmi bersama saudara seiman, seperjuangan. Dengan isian tersebut saya jadi mengenal, memahami dan muncul rasa empati, dorongan untuk membantu menghidupkan majlis ilmunya. Sebuah Cabang yang masih awal dengan peserta tidak lebih dari 40 orang yang hanya ada 1 atau 2 anak mudanya. Ingin sekali rasanya membersamai memajukan majlis ini. Sejenak ku terbayang "kita" bisa bersama sama memajukan majlis ilmu ini, menjadikan ladang amal baru bagi hidup kita. Kemudian tanpa ragu selepas pengajian saya langsung bertemu dengan ketua cabangnya dan menyampaikan niatan saya untuk bergabung bersama jama'ah ngaji di cabang Ngemplak tersebut. Subahanallah, pancaran kebahagiaan begitu terpancar di wajah beliau mendengar niat baik saya tersebut, semua menyambut suka cita dan berharap dapat bertemu kembali dan mengaji bersama. Alhamdulillah, bertambahlah ladang amal ini, membantu cabang baru untuk dapat istiqomah dalam mengaji dan memajukan majlisnya menjadi majlis ilmu yang barokah.

Satu hal yang menjadi prinsip saya untuk dapat bertahan sejauh ini adalah "Lillah" bahwa apa yang saya pelajari dan saya lakukan haruslah dilakukan untuk Allah, melibatkan Allah dalam setiap langkah mujahadah, mengusahakan segala sesuatu yang bermanfaat bagi sesama. Karena sebaik baik manusia adalah mereka yang paling bermanfaat bagi sesama. Yakinlah, bersama Allah segala sesuatuanya akan ringan. Meskipun tiada waktu yang cukup untuk istirahat, ketahuilah bahwa dunia memang bukanlah tempat untuk istirahat, dunia adalah medan jihad kita untuk bermujahadah mengabdikan diri kita kepada Allah lewat jalan yang kita bisa.

Alhamdulillah berkat bimbingan Allah saya dapat beristiqomah dalam mujahadah. Rasa syukur semakin bulat dengan dipertemukannya saya dengan teman teman luar biasa dari JogjaJE (Jama'ah Excellent) yang memiliki banyak bakat dan minat. Selalu menyemangati saya dikala futur, memberikan banyak inspirasi dan ruang berdiskusi untuk kemajuan dakwah islam. Selain itu juga di kenalkan pada teman teman yang luar biasa, memiliki visi yang sama, memiliki daya juang (ghiroh) dalam dakwah. Semoga harapan dan doa saya untuk dapat terus berkarya dan mengabdi bersama dapat terwujud. Sehingga surga dunia yang kita (kita ? iya kita.... ^_^) impikan dapat tercapai. Dan dapat dikumpulkan kembali di surgaNya yang sesungguhnya kelak.

Aamiin ya Rabb
Yogyakarta, 22/6/2017 - AM

Tuesday, June 20, 2017

Diary #38 - Cukup bagiku Allah dan Rosul


Sungguh, barang siapa yang dalam hatinya
Allah dan Rosul itu cukup, maka Allah akan memberikannya 
kecukupan dari segala sesuatu

Harta, Allah anugrahkan rasa cukup
Sakit, Allah anugrahkan rasa cukup
Sendiri (#hiks), Allah anugrahkan rasa cukup,
Yang membuat kita sengsara itu bukanlah karena kita 
kekurangan harta,
dilanda sakit,
atau dalam kesendirian (ngejomblo)
tapi yang membuat hati sengsara itu hati kita tidak cukup merasa bahagia,
terlalu kecil ruangnya untuk kebahagiaan,
sehingga kita selalu merasa hampa.

Sedangkan orang yang Allah cukupkan,
mungkin sedang Allah uji dengan penyakit yang tak kunjung sembuh seperti Nabi Ayyub
mungkin sedang Allah uji dengan kehilangan orang orang yang dicintai seperti Nabi Ya'kub
mungkin sedang Allah uji pengorbanan bersama orang yang dicintai seperti Nabi Ibrahim
tapi sungguh Allah cukupkan hatinya dengan kebahagiaan
hasbunallah wani'mal wakiil...

Tidak ada yang lebih berharga bagi kita dari Allah,
siapapun yang memberikan hatinya lebih dahulu kepada makhluk dari pada Allah dan Rosul,
maka siap siaplah menerima kehidupan yang sengsara tidak berkecukupan dan kecewa,
berikanlah hati kita kepada Allah dan Rosul,
wa insyaallah hati itu akan Allah berikan kepada orang yang Dia cintai 
yang akan mencintai kita, membersamai kita dalam ridhoNya

Jadikan Allah dan Rosul itu cukup dihati kita,
setelah itu Allah akan mencukupkan segala kebutuhan kita.

Yogyakarta, 21/6/2017 

Monday, June 19, 2017

Diary #37 - Kamu...


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -  

“Jika hati senantiasa berniat baik
Allah kan pertemukan ia dengan hal-hal baik
Tempat-tempat baik, orang-orang baik
Atau kesempatan berbuat baik

Jika hati dilatih agar bahagianya bersebab taat
Kegembiraannya terhadap karunia kan berlipat
Rasa syukurnya atas segala kan menguat

Tapi jika hati hanya terbiasa bahagia bersebab karunia
Kepekaannya terhadap nikmat kan berkurang
Kekuatannya untuk bersyukur kian hilang

Jika hati dilatih agar sedihnya bersebab maksiat
Daya perbaikan dirinya kan berkembang
Kekuatan sabarnya menghadapi musibah kan menjulang

Tapi jika hati hanya terbiasa bersedih
Bersebab sempit, kurang, dan kehilangan
Amal durhaka akan menjadi ringan
Dosa-dosa pun terasa sebagai kenikmatan”

Salim A. Fillah

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Adalah hati ini rasanya selalu bahagia mengingatnya
mencoba menjaga rasa yang ada dengan terus taat padaNya
karena cinta yang lahir adalah tulus karena mengharap ridhoNya
berharap menjadi teman hidup untuk berjuang bersama
membina generasi islam yang qurani dimasanya

kamu... iya kamu...
kamu yang sering hadir di dalam mimpiku
sampai di malam ini tak kuasa ku bermimpi mengucap qobiltu
begitu malu ku bertemu denganmu, memandangmu
entahlah bagaimana engkau disana dengan indah akhlak dan parasmu
cukuplah yakinku menguatkanku bahwa itulah dirimu, teman hidupku
dan semoga di alam nyata ku kembali bertemu denganmu 
dan benar benar mengucap kata qobiltu

Aamiin

Hasbunallah wani'mal wakiil...

Yogyakarta, 20/6/2017 - AM
(ampun baper nggih... Hamasah Lillah !!! Keep Fight ^^)




Thursday, June 15, 2017

Diary #36 - " Ngaji "


Sebagai umat islam yang mengimani adanya rukun islam yang lima dan rukun iman yang enam maka sudah seharusnyalah kita menjadikan Allah Subhanahu wata'ala dan Rosulullah Sallahu 'alaihi wassalam sebagai muara dari segala niatan, pemikiran dan panutan dalam bermuamalah.

Disaat Allah dan Rosul kita jadikan tujuan dalam beraktivitas maka hiduplah hati ini. Hati yang telah tumbuh dengan tetesan embun hikmah Qur'an dan Sunnah hendaknya senantiasa rawat dengan mengaji, mengingat Allah dengan segala firman firmanNya.

Al Qur'an sesungguhnya Allah anugrahkan kepada manusia sebagai petunjuk, dalam Qs. Al Baqarah ayat 2 Allah berfirman : "Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa.

Di ayat lain Allah menekankan bahwa dengan turunnya Al Qur'an hendaknya kita memahaminya. Dalam Qs. Shad ayat 29 Allah berfirman : “Ini adalah sebuah Kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka merenungkan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran (yang baik)

Lalu kenapa harus kita mempelajarinya ?
Jawabannya telah Allah sampaikan dalam Qs. Al Anbiya ayat 10 : "Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya?”

Kemuliaan hidup yang dimaksud adalah hidup yang barokah, hidup yang dengan bertambahnya umur bertambah pula kebaikan kita. Kehadiran kita memberikan kebermanfaatan kepada sesama. Disaat menghadapi masalah senantiasa Allah tunjukkan jalan keluar dan jalan kemudahan.

Maka, "Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik". (Qs. Al Hadid ayat 16)

Adalah ancaman Allah bagi hambanya yang tidak memperhatikan Al Qur'an dan Sunnah bisa jadi tergolong kepada hamba yang rugi yang terkunci mata hatinya, sampai dalam Qs. Muhammad ayat 24 Allah berfirman : “Maka apakah mereka tidak merenungkan Al-Qur`an ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24), Naudzubillah...

Maka sebagai umat islam yang senantiasa berjuang menuju kaffah, aktivitas mengaji Al Qur'an dan Sunnah adalah aktivitas yang tidak boleh kita tinggalkan. Selalu melekat di hati kita dimanapun kita berada. Dalam sebuah istilah ada sedikit perbedaan bagi saya semenjak ikut mengaji di Majlis Tafsir Al Qur'an (MTA). Kita mungkin sudah familiar dengan istilah kajian, pengajian, dauroh, atau yg lainnya. Ada yang istimewa di MTA, dalam aktivitas kami saat mempelajari Al Qur'an adalah menggunakan istilah "Ngaji"

Ngaji yang kami fahami tidak hanya sekedar mempelajari materi ayat ayat Al Qur'an dan hadits dalam sunnahnya. Semangat ngaji yang senantiasa di tanamkan oleh para ustadz dan ustadzah kami dulu dan orang tua kami dulu adalah semangat tholabul ilmi, mengamalkan ilmu dan mendakwahkannya. Ketiganya pun dilaksanakan secara khusus, lain dari pada yang lain, subhanallah...

Tholabul 'ilmi, sebuah kegiatan wajib mempelajari ayat ayat Al Qur'an dan Hadits beserta tafsirnya. Dalam kami mempelajari alat tulis, Al Qur'an dan brosur adalah peralatan dan bahan yang tidak pernah kami lupakan, senantiasa kami bawa disaat hadir di majlis-majlis ilmu. Hal tersebut adalah bentuk kesungguhan kami dalam mengkaji Al Qur'an dan As Sunnah. Selain itu juga kehadiran kami yang senantiasa di presensi oleh pengurus cabang dimana kami mengaji. Selain hadir dalam forum pengajian juga selanjutnya ilmu yang diperoleh tersebut dibahas kembali dalam kelompok kelompok kecil, sehingga diharapkan pemahaman dari para jama'ah lebih mendalam dan maksimal dalam pengamalannya.

Pengamalan, adalah tahap kedua setelah pemahaman. Hal yang senantiasa ditekankan oleh ustadz dan ustadzah kami. Ilmu yang diamalkan ibarat benih yang ditanam, pada suatu saat kelak akan kita panen untuk bekal perjalanan. Seperti halnya kita yang saat ini hidup di dunia adalah sedang berladang, menebar benih benih kebaikan untuk memberikan kebermanfaatan bagi diri kita, keluarga kita saudara kita, dan masyarakat umum. Selain itu juga sebagai bekal amal sholeh kita untuk kehidupan kita kelak di akherat yang kekal abadi. 

Dalam hal pengamalan, yang selalu ditekankan adalah pengamalan yang sesuai dengan maqomnya, potensinya, bakat dan minatnya, kemampuanya secara semaksimalnya. Satu istilah yang mampu menggambarkan kemaksimalan tersebut adalah "ngedhen". Sebuah usaha maksimal dalam jihad fiisabiilillah.

Dakwah. Ya... disinilah tahapan terakhir dalam Ngaji, belum dikatakan ngaji jika kita hanya tholabul ilmi. Kami tidak diajarkan sebagai pemborong ilmu, melainkan senantiasa di tanamkan semangat memelihara ilmu, ilmu yang diamalkan, dan disampaikan. Dakwah bil hikmah, dakwah dengan akhkul karimah. Menyampaikan kebenaran Al Qur'an dan As Sunnah dalam amal dan perbuatan. Apapun latar belakang kita, pelajar, mahasiswa, wiraswasta, guru, dosen, pedagang, peneliti, ibu rumah tangga, dll. Semua mengemban amanah menjadi da'i di bidangnya masing masing.

Dengan semangat ketiganya tersebut Ngaji, Ngamal dan Ngajar maka diharapkan akan terwujudnya 7 point yang merupakan visi dari diadakannya pengajian. Diantaranya adalah 

1. Lurusnya Aqidah

2. Tegaknya Syariat

3. Beningnya Hati

4. Tingginya Akhlak

5. Kuatnya Kebersamaan

6. Kuatnya Jihad Fiisabilillah

7. Meningkatnya Ekonomi

Begitulah kami mengenal Ngaji, tempat kami mengerti arti, membuka hati dan menuju bakti.
Inna sholaatii wa nusukii wa mahyaayaa wa mamaatii lillahi rabbil 'alaamiin. 

Wallahu'alam bisshowab
Pakem, 16 Juni 2017 - AM


Tuesday, June 13, 2017

Nostalgia : KKN UGM Sulamu, NTT

Skarang ini masa masanya KKN di UGM
beda rasanya krn ditinggal temen se asrama

Ingat KKN, ingat masa masa berjuang selama 2 bulan
pahit manis suka duka dirasakan bersama
dengan begitu banyaknya kegiatan

ku ingat juga, sebelum mengenal "mu"
sempat ku bisa menulis puisi indah pertamaku
^_^

Sejujurnya
menyusun bongkahan hati yang rapuh
untuk membangun rasa itu tidaklah mudah adanya.

Jika tidak karna dunia yang sama
mungkin kita tidak bersama
dan karna mimpi kitalah yang sama
memaksa kita untuk bertahan bersama.

Senyum manis Sulamu
dan keramahan kota Kupang
meyakinkanku untuk datang
mencoba bertahan dengan segala harapan
dua bulan berlalu bersama kalian
KKN kali ini terasa sangatlah berkesan.

Rasanya hati ini telah menyatu dengan Sulamu
mesra berdua menggoreskan tinta
melantunkan nada dan mengukir karya
melegitimasi harumnya bunga seroja
yang mulai merekah indah
pada senyum diwajahnya.

Sulamu, 31 Agustus 2015

NB : di akhir malam ku sempatkan membuat potongan syair
bisa di dengar di akhir video dibawah ini
kangeeen rasanya sama langit malam NTT
bersih, indah, bercahaya
Subhanallah wallahu akbar

^_^



Monday, June 12, 2017

Go Nafar MTA Depok 1438 H



Nafar Ramadhan Majlis Tafsir Al Qur'an (MTA)
Cabang Depok, Perwakilan DIY
Periode 2

presented by JogjaJE

Download Brosur Kajian Ahad Pagi MTA

13 Mei 2018 : Puasa

6 Mei 2018 : Anjuran Bershedeqah


29 April 2018 : Menjaga Amal

22 April 2018 : Tentang Hadits Fadhilah Nishfu Sya'ban

15 April 2018 : Hutang dan Masalahnya

8 April 2018 : Berlaku Mudah dalam Jual Beli & Hutang Piutang

1 April 2018 : Mencari Rezqi yang Halal


25 Maret 2018 : Adab Majlis & Teman Duduk yang Baik

18 Maret 2018 : Hadits-hadits Fadhilah Amalan di Bulan Rajab

11 Maret 2018 : Keutamaan Menghormati Tamu & Saling Mengunjungi

4 Maret 2018 : Menyingkirkan Gangguan di Jalan


25 Februari 2018 : Tolong Menolong Dalam Kebaikan

18 Februari 2018 : Menepati Janji, Amanat & Larangan Khianat

11 Februari 2018 : Jaga Diri & Keluarga dari Api Neraka

4 Februari 2018 : Menjaga Lisan


28 Januari 2018 : Larangan Berbuat Dhalim

21 Januari 2018 : Akhlak yang Baik

14 Januari 2018 : Ikhlas

7 Januari 2018 : Muhasabah


31 Desember 2017 : Sejarah 4 Imam Madzhab download disini

24 Desember 2017 : MTA Bukan Pengikut 4 Madzhab dan Bukan Madzhab ke 5 download disini

17 Desember 2017 : Berpegang Teguh pada Al Qur'an dan Sunnah download disini

10 Desember 2017 : Menjaga Persatuan download disini

3 Desember 2017 : Menyebar luaskan Ilmu dan Larangan Menyembunyikannya download disini


16 November 2017 : Keutamaan Mencari Ilmu download disini

19 November 2017 : Menahan Marah download disini

12 November 2017 : Tentang Tikus dan Katak II download disini

5 November 2017 : Tentang Tikus dan Katak I download disini


29 Oktober 2017 : Lemah Lembut & Kasih Sayang download disini

22 Oktober 2017 : Menjauhi Sombong dan Supaya Tawadhu' download disini

15 Oktober 2017 : Berkata Jujur & Menjauhi Dusta download disini

8 Oktober 2017 : Larangan Dengki download disini

1 Oktober 2017 : Larangan Su'udhon, Tajasus, Ghibah, & Namimah download disini


24 September 2017 : Tentang Puasa Muharam download disini

10 September 2017 : Tuntunan Salam 2 download disini

1 September 2017 : Idul Adha Meneladani Nabi Ibrahim download disini

3 September 2017 : Tuntunan Salam 1 download disini


27 Agustus 2017 : Aqiqah download disini

20 Agustus 2017 : Qurban download disini

13 Agustus 2017 : Sholat Sunnah 4 download disini

6 Agustus 2017 : Sholat Sunnah 3 download disini


30 Juli 2017 : Islam Bukan Terorisme, Terorisme Bukan Islam download disini

23 Juli 2017 : Sholat Sunnah 2 download disini

16 Juli 2017 : Sholat Sunnah 1 download disini

09 Juli 2017 : Puasa Sunnah 2 download disini

2 Juli 2017 : Puasa Sunnah 1 download disini


18 Juni 2017 : Sholat Ied download disini

11 Juni 2017 : Zakat Fitrah download disini

04 Juni 2017 : Sekitar Ramadhan download disini


28 Mei 2017 : Shalatul Lail download disini

21 Mei 2017 : Puasa download disini

14 Mei 2017 : Anjuran Bersadaqah download disini

07 Mei 2017 : Walimatul Urs download disini


30 April 2017 : Larangan Membuat Takut Sesama Muslim download disini

23 April 2017 : Hadits Fadhilah Amalan Nishfu Sya'ban download disini

16 April 2017 : Tolong Menolong dalam Kebaikan download disini

09 April 2017 : Menjaga Amal download disini

02 April 2017 : Cinta dan Bendi Karena Allah download disini


26 Maret 2017 : Hadits Fadhilah Amalan Bulan Rajab download disini

19 Maret 2017 : Amar Ma'ruf Nahi Munkar download disini

12 Maret 2017 : Berpegang Al Qur'an & Sunnah di Saat Kehancuran Umat download disini

05 Maret 2017 : Tentang Sumpah download disini


26 Februari 2017 : Tentang Nadzar download disini

19 Februari 2017 : Hutang dan Masalahnya download disini

12 Februari 2017 : Pedoman Memilih Pemimpin download disini

05 Februari 2017 : Berlaku Mudah dalam Jual Beli & Hutang Piutang download disini


29 Januari 2017 : Keutamaan Bekerja download disini

22 Januari 2017 : Mencari Rezqi yang Halal download disini

15 Januari 2017 : Berjabat Tangan & Bermuka Manis download disini

08 Januari 2017 : Adab Majlis & Teman Duduk yang Baik download disini

01 Januari 2017 : Muhasabah download disini


Sunday, June 11, 2017

Diary #35 - Cinta Laki-laki Biasa

"Laki-laki yang berani mengajak perempuan ta'aruf adalah
laki-laki yang yakin bahwa perempuan itu adalah seseorang yang cocok
menjadi pendamping hidupnya" (Kang Rafli)

Kriteria jodoh seorang lelaki yang sholeh adalah
perempuan yang sholeh yang bisa menjaga dirinya.

Rumah itu bukan masalah bangunannya, tapi suasananya.
"Because a house isn't always a home"
(Kang Rafli)

"Karena Nania memberikan motivasi saya untuk terus maju" (Kang Rafli)

"Karena saya merasa nyaman, tenang dn bahagia saat bersama Kang Rafli" (Nania)

"Bismillah mbok, Nania mau belajar taat sama perintah
dan larangan Allah, supaya bisa ke Surga sama Kang Rafli" (Nania)

"Rafli memang laki-laki biasa, keistimewaannya cuma satu,
selama hidupnya tidak pernah sekalipun menyakiti hati saya,
insyaallah hal yang sama dia lakukan pada istrinya" (Bunda Kang Rafli)

"Kebahagiaan terlalu sempit kalau dimaknai dengan materi
kalau memang uang ukuran mama, nania punya tabungan
yang leih dari cukup kok dari gaji gaji nania sebelumnya
tapi aku tu bahagia, aku bahagia dengan hidup nafkah suami" (Nania)

"Ranjang yang bagus itu tidak ada artinya
percuma kalau tidak ada kasih sayang yang tulus dari orang tunya"
(Nania)

"Kamu itu pohon hidupku Kang" (Nania)

"Cinta bukanlah sesuatu yang dipelajari Nania, cinta tumbuh dan menguat secara alami
dari yang kita alami di masa lalu" (Kang Rafli)

Subhanallah...
Sungguh kisah cinta seorang laki laki biasa yang luar biasa
(recomended untuk di tonton, insyaallah linknya akan saya upload)

Soundtrack Film Cinta Laki-laki Biasa :



Diary #40 - Hamasah !!!



Ku tahu apa yang sedang kau rasakan,
bergelut dengan bertumpuk lembar revisian,
berdiskusi panjang tentang ini dan itu, entahlah sampai kapan...

Ya begitulah masa masa sulit revisian,
apa yang kamu alami tidak jauh berbeda dengan yang kualami dulu.
Mengambil topik penelitian yang jarang di singgung teman teman mahasiswa,
Hal ini cukup sulit karena aku harus melakukan bimbingan
dengan dua orang yang berlatar belakang berbeda.
Sudah topiknya susah ditambah komunikasi dengan pembimbing
yang cukup membuatku lelah.

Kabarnya kamu ada kendala dengan pembimbingmu ?
ya begitulah masa masa bimbingan, perlu kesabaran menghadapinya.
Untuk bersabar perlu yang namanya mujahadah. Ya... bersungguh sungguh
kenapa aku bilang seperti itu ? ya karna aku pernah mengalami
dulu aku juga sempat terhenti karena pembimbing duaku dari latar belakang peneliti
tidak sependapat dengan pembimbing satuku yang belatar belakang akademisi.
Al hasil tidak ketemu hasil pembahasan dari analisa yang aku kerjakan
lempar sana lempar sini, edit sana edit sini...

Satu hal yang dapat menguatkanku adalah Ngaji
disetiap selepas ngaji selalu bertambahlah ghiroh dalam menyelesaikan study
selalu teringat pesan Ustadz Busroni, kunci keberhasilan itu ada 3
Mujahadah, Istiqomah dan Nidhom tentunya rasa ikhlas juga menjadi pondasi utama ketiganya
Dari situlah aku mulai move on, meninggalkan segala kemalasan, kegalauan, kebimbangan
Ku tinggalkan segala rasa ini itu dan kesibukan permainan dunia yang melenakan,
benar benar mujahadah fokus, istiqomah menulis, memohon petunjuk kepada Allah
dan disiplin menggunakan waktu untuk membaca, menulis dan berkonsultasi.

Tidak jarang dalam konsultasi selalu mendapat penilaian atau perkataan yang kurang mengenakkan
Ya begitulah pembelajaran, kita harus siap menerima hasil kita, manis atau pahit
tidak hanya kita belajar soal nilai tapi juga belajar tentang akhlak
yang terpenting adalah tetap luruskan niat, jaga hati, jaga komunikasi, dan terus bergerak !

Man Jadda wa Jada
Barang siapa yang bersungguh sungguh maka ia akan mendapatkannya.

Akhirnya selama 1 bulan fokus revisian,
semua persoalan tentang pembahasan dari analisa data yang begitu rumit akhirnya terpecahkan,
tanpa ragu aku langsung mendaftarkan seminar hasil, dan ujian pendadaran.

Semuanya berlangsung dengan cepat,
sungguh terasa sekali bahwa pertolongan Alah itu sangatlah dekat.
Begitulah hikmah dari setiap urusan yang senantiasa melibatkan Allah,
Laa khaulaa walaa kuwwata illa billah
selama kita mendahulukan Allah, menolong agama Allah
maka Allah akan menolong kita, meneguhkan pendirian kita dan
memberikan kita jalan keluar dari arah yang tak disangka sangka.

Puncaknya adalah saat ujian pendadaran, ada satu pembimbing yang begitu "judes"
memberikan pertanyaan pertanyaan yang cukup menyulitkan aku
bahkan beliau sempat menyampaikan bahwa aku belum siap menghadapi ujian
tapi aku berusaha keras meyakinkan bahwa apa yang sudah aku berusaha maksimal
dengan segala penjelasan dan pembahasan.

Rasa rasanya ingin menangis dalam hati,
ya Allah... berikanlah hambamu ini kekuatan hati menghadapi ujian ini
dan berikanlah petunjuk dan kemudahan dalam menghadapi ujian ini.
Sampai pada hasilnya kedua pembimbing ku ini mengucapkan selamat bahwa "anda lulus"
Dan disaat yudisium pengumuman nilai skripsi membuatku benar benar menangis bahagia
tak menyangka akan mendapatkan nilai maksimal "A"

Subhanallah walhamdulillahi wallahu akbar

Hai kamu,... iya kamu... ^^
masih semangatkan mengerjakan skripsinya ? Keep Faith and Fight yak
Allah selalu bersamamu dan aku tetap setia menunggumu
Tetaplah menulis, menulis seindah langit langit aksara di semesta rasamu
Semoga sedikit ceritaku tadi bisa menambah sedikit semangatmu dalam berjuang
Sungguh segala sesuatunya bagi Allah mudah, cukup libatkan Allah dalam amal dan usaha kita

Hasbunallah wani'mal wakiil, ni'mal maulaa, wa ni'man nashiir

Hamasah !!! Jangan lupa bahagia, ku tunggu kabar baik dari mu
Barakallahu fiik...



Nafar 1438 H - Album Nafar (cover)




Nafar 1437 H - Spanduk Nafar United

Nafar 1437 H - Album Kenangan



Nafar 1436 H - Spanduk, Wallpaper Nafar



Nafar 1434 H - Souvenir Indeks Al Qur'an



Nafar 1433H - Poster Nafar Connecting People

Nafar 1433 H - Album Kenangan



Wednesday, June 7, 2017

Keep Move Up !!!

Sungguh semua yang kita usahakan,
ilmu yang kita pelajari
harta yang kita cari
bahasa yang kita kuasai
kekuasaan yang kita banggakan, dan sebagainya,
apabila semua itu kita lakukan hanya untuk
kehidupan yang lebih aman, nyaman dan terhormat.
Maka sungguh semuanya akan berubah menjadi NOL BESAR 
ketika bertemu dengan KEMATIAN

Kematian akan menghapus semuanya.
Orang yang ilmunya tinggi akan sama dengan yang tidak berilmu
Orang yang bahasanya mahir sama dengan yang tidak bisa berbahasa
Orang yang gajinya besar sama dengan orang yang gajinya kecil

Apa baiknya kita begitu berambisius menambahkan 
waku, ilmu, harta, tahta dan lain sebagainya

Untuk apa ?

Tetaplah bergerak, keep move !!
"Jangan putuskan rantai kebaikan yang kita lakukan,
tapi peliharalah rantai kebaikan itu untuk menggapai ridhoNya"

Segala sesuatu di dunia ini akan binasa,
kecuali Allah Subhanahu wata'alaa,
kecuali segala sesuatu yang disandarkan kepadaNya,
kecuali segala kebaikan yang kita lakukan karenaNya.

Keep Move Up !!!
Do More, Get More !!
Lillah, Fillah, Billah

Wallahu 'alam bisshowab.




Yogyakarta, 08/06/2017 - AM

Monday, June 5, 2017

Hikmah #22 - Kesyukuran dalam Perjuangan


Apa kabarmu ?
Saya ? iya... saya...?

Alhamdulillah bulan Ramadhan yang berkah.
Begitu banyak aktivitas yang menuntut untuk tetap istiqomah dalam dakwah.
Mulai dari urusan rumah, sampai urusan maisah.
Belum lagi mengurus kegiatan kemajlisan yang terus bersambung,
kegiatan demi kegiatan sudah terencana disetiap bulannya,
bahkan setiap harinyapun selalu ada kegiatan di majlis,
Sudah seperti kegiatan spesial Ramadhan di Majlis ^_^

Lelah ? pastinya...
Lemah ? tidak !

Sering kali saya bimbang ketika harus memilih mana urusan yang harus didahulukan,
kalau di rinci satu persatu, cukup banyak ternyata kegiatan yang mau dikerjakan,
mulai dari yang simple melengkapi isi rumah,
sampai hal amanah merintis berdirinya sekolah.

Disaat rasa bimbang itu muncul,
untuk saat ini hanya bapak dan ibuk sayalah jawabannya.
Selalu saya curhat bersama keduanya selain saya juga mendekat kepadaNya.
Berusaha melangkah dengan senantiasa memperbarui dan meluruskan niat,
melakukan segalanya hanya tulus mengharap ridhoNya.
Dan komunikasi saya dengan bapak ibuk saya adalah
jalan pintas mendapat ridho Allah, karena ridhollahu fii ridho walidyn.

Rasa syukur senantiasa saya panjatkan kepada Allah subhanahu wata'ala
atas segala kenikmatan dan kesempatan dalam setiap langkah perjuangan
tiap jam selalu terlintas pikiran bagaimana untuk terus berkarya
berusaha menjadi mata air yang hadirnya selalu membawa manfaat bagi sesama.

di rumah sedang mengkonsep tempat belajar anak anak Desa : TamanQu
di tamanQu sedang menyiapkan SDM pengajar untuk program privat
di asrama sedang mengkonsep tempat belanja sembako dan sayur warga ngaji : KioSS Warga
di majlis sedang mempersiapkan kegiatan Nafar Ramadhan Periode II : Go Nafar
di kepemudaan MTA Jogja :
- pengadaan seragam jogjaje
- persiapan agutustusan jogjaJE merdeka
- persiapan akhir tahun JogjaJE Bazar & Expo
di TPA MTA Jogja :
- follow up Festival Anak Sholeh MTA
- persiapan pembagian sertifikat, CD dan Booklet
- persiapan Al Khusna MTA
- persiapan Up grading Ustadz Ustadzah TPA
- mengkonsep Jambore Anak Sholeh MTA DIY untuk awal tahun 2018
di eat cocoa merapi sedang evaluasi gubuk coklat dan pengajuan pengembangan ke dinas
di kantor takii sedang persiapan tanam cabai dan tomat

Bagi saya inilah bukti bahwa Allah masih sayang kepada saya,
bukan bermaksud riya' atau pamer,
hanya saya ingin menunjukkan maju tidaknya diri kita, tergantung pada kita sendiri,
kuncinya adalah "kita" mau atau tidak kita bergerak.
Jika sudah memutuskan bergerak, maka sejauh mana tekad kita untuk bergerak,
seperti kata Pak Dahlan Iskan, berapa karat tekad kita ?
apakah 10 karat atau 20 karat atau murni lillahi ta'ala 24 karat.

Semakin tulus keikhlasan kita,
ketika kita memutuskan bergerak ikhlas karena Allah,
insyaalah Allah akan membukakan jalan kebaikan, satu per satu,
sesuai dengan kemampuan kita masing masing.

Dan dari situlah kita akan mengerti bahwa Allah Maha Bijaksana.
Allah memang tidak selalu memberikan apa yang kita inginkan,
tapi sesungguhnya Allah senantiasa memberikan apa yang kita butuhkan.
Ketika kita memohon kepada Allah keselamatan dunia dan akhirat,
maka Allah berikan kepada kita kesempatan kesempatan untuk beramal.
Semakin kita bersungguh sungguh menyambut kebaikan itu,
maka semakin kecil waktu kita untuk melakukan hal hal yang sia sia,
Maka beruntunglah kita mendapat kesempatan belajar, dan beramal dengan nyaman dan aman,
tiada lain selain yang pantas kita panjatkan melainkan rasa syukur kepada Allah.
bersyukur dengan pembuktian perjuangan menolong agama Allah.
Menjadi kader kader dakwah penerus risalah islam.
Siapapun kita, dimanapun kita dan apapun pekerjaan kita,
yang terpenting tetap sama, Allah tujuan kita.

Wa insyaallah dengan padatnya kegiatan tersebut,
bukan akan membuat kita kuper (kurang perhatian) atau capek saja
justru dengan banyaknya kegiatan itu akan menjadikan kita lebih khusyu', lebih bijak,
lebih bisa mengatur diri dalam berkomunikasi, menjaga diri, mengatur waktu,
sampai pada puncaknya kita menjadi hamba Allah yang beriman dengan iman yang benar.
seperti yang Allah firmankan dalam Qs Al Mu'minun 1-5, diantaranya
Mukmin itu adalah yang khusyu' dalam sholatnya
Mukmin itu adalah yang meninggalkan perkara yang sia sia
Mukmin itu adalah yang menunaikan zakat
Mukmin itu adalah yang memelihara kemaluannya

Semoga kita semua oleh Allah diberikan kesempatan untuk terus istiqomah dalam berkarya,
membina diri membangun generasi yang Qur'ani dan mandiri
tentunya dengan jalan dan cara kita masing masing.

Wallahu 'alam bisshowab

Yogyakarta, 05/06/2017 - AM