Assalamu'alaikum ^_^

Yuk kita perbanyak membaca buku dan mendengarkan kajian, Let's Fastabiqul khoirot !

Thursday, June 15, 2017

Diary #36 - " Ngaji "


Sebagai umat islam yang mengimani adanya rukun islam yang lima dan rukun iman yang enam maka sudah seharusnyalah kita menjadikan Allah Subhanahu wata'ala dan Rosulullah Sallahu 'alaihi wassalam sebagai muara dari segala niatan, pemikiran dan panutan dalam bermuamalah.

Disaat Allah dan Rosul kita jadikan tujuan dalam beraktivitas maka hiduplah hati ini. Hati yang telah tumbuh dengan tetesan embun hikmah Qur'an dan Sunnah hendaknya senantiasa rawat dengan mengaji, mengingat Allah dengan segala firman firmanNya.

Al Qur'an sesungguhnya Allah anugrahkan kepada manusia sebagai petunjuk, dalam Qs. Al Baqarah ayat 2 Allah berfirman : "Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa.

Di ayat lain Allah menekankan bahwa dengan turunnya Al Qur'an hendaknya kita memahaminya. Dalam Qs. Shad ayat 29 Allah berfirman : “Ini adalah sebuah Kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka merenungkan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran (yang baik)

Lalu kenapa harus kita mempelajarinya ?
Jawabannya telah Allah sampaikan dalam Qs. Al Anbiya ayat 10 : "Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya?”

Kemuliaan hidup yang dimaksud adalah hidup yang barokah, hidup yang dengan bertambahnya umur bertambah pula kebaikan kita. Kehadiran kita memberikan kebermanfaatan kepada sesama. Disaat menghadapi masalah senantiasa Allah tunjukkan jalan keluar dan jalan kemudahan.

Maka, "Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik". (Qs. Al Hadid ayat 16)

Adalah ancaman Allah bagi hambanya yang tidak memperhatikan Al Qur'an dan Sunnah bisa jadi tergolong kepada hamba yang rugi yang terkunci mata hatinya, sampai dalam Qs. Muhammad ayat 24 Allah berfirman : “Maka apakah mereka tidak merenungkan Al-Qur`an ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24), Naudzubillah...

Maka sebagai umat islam yang senantiasa berjuang menuju kaffah, aktivitas mengaji Al Qur'an dan Sunnah adalah aktivitas yang tidak boleh kita tinggalkan. Selalu melekat di hati kita dimanapun kita berada. Dalam sebuah istilah ada sedikit perbedaan bagi saya semenjak ikut mengaji di Majlis Tafsir Al Qur'an (MTA). Kita mungkin sudah familiar dengan istilah kajian, pengajian, dauroh, atau yg lainnya. Ada yang istimewa di MTA, dalam aktivitas kami saat mempelajari Al Qur'an adalah menggunakan istilah "Ngaji"

Ngaji yang kami fahami tidak hanya sekedar mempelajari materi ayat ayat Al Qur'an dan hadits dalam sunnahnya. Semangat ngaji yang senantiasa di tanamkan oleh para ustadz dan ustadzah kami dulu dan orang tua kami dulu adalah semangat tholabul ilmi, mengamalkan ilmu dan mendakwahkannya. Ketiganya pun dilaksanakan secara khusus, lain dari pada yang lain, subhanallah...

Tholabul 'ilmi, sebuah kegiatan wajib mempelajari ayat ayat Al Qur'an dan Hadits beserta tafsirnya. Dalam kami mempelajari alat tulis, Al Qur'an dan brosur adalah peralatan dan bahan yang tidak pernah kami lupakan, senantiasa kami bawa disaat hadir di majlis-majlis ilmu. Hal tersebut adalah bentuk kesungguhan kami dalam mengkaji Al Qur'an dan As Sunnah. Selain itu juga kehadiran kami yang senantiasa di presensi oleh pengurus cabang dimana kami mengaji. Selain hadir dalam forum pengajian juga selanjutnya ilmu yang diperoleh tersebut dibahas kembali dalam kelompok kelompok kecil, sehingga diharapkan pemahaman dari para jama'ah lebih mendalam dan maksimal dalam pengamalannya.

Pengamalan, adalah tahap kedua setelah pemahaman. Hal yang senantiasa ditekankan oleh ustadz dan ustadzah kami. Ilmu yang diamalkan ibarat benih yang ditanam, pada suatu saat kelak akan kita panen untuk bekal perjalanan. Seperti halnya kita yang saat ini hidup di dunia adalah sedang berladang, menebar benih benih kebaikan untuk memberikan kebermanfaatan bagi diri kita, keluarga kita saudara kita, dan masyarakat umum. Selain itu juga sebagai bekal amal sholeh kita untuk kehidupan kita kelak di akherat yang kekal abadi. 

Dalam hal pengamalan, yang selalu ditekankan adalah pengamalan yang sesuai dengan maqomnya, potensinya, bakat dan minatnya, kemampuanya secara semaksimalnya. Satu istilah yang mampu menggambarkan kemaksimalan tersebut adalah "ngedhen". Sebuah usaha maksimal dalam jihad fiisabiilillah.

Dakwah. Ya... disinilah tahapan terakhir dalam Ngaji, belum dikatakan ngaji jika kita hanya tholabul ilmi. Kami tidak diajarkan sebagai pemborong ilmu, melainkan senantiasa di tanamkan semangat memelihara ilmu, ilmu yang diamalkan, dan disampaikan. Dakwah bil hikmah, dakwah dengan akhkul karimah. Menyampaikan kebenaran Al Qur'an dan As Sunnah dalam amal dan perbuatan. Apapun latar belakang kita, pelajar, mahasiswa, wiraswasta, guru, dosen, pedagang, peneliti, ibu rumah tangga, dll. Semua mengemban amanah menjadi da'i di bidangnya masing masing.

Dengan semangat ketiganya tersebut Ngaji, Ngamal dan Ngajar maka diharapkan akan terwujudnya 7 point yang merupakan visi dari diadakannya pengajian. Diantaranya adalah 

1. Lurusnya Aqidah

2. Tegaknya Syariat

3. Beningnya Hati

4. Tingginya Akhlak

5. Kuatnya Kebersamaan

6. Kuatnya Jihad Fiisabilillah

7. Meningkatnya Ekonomi

Begitulah kami mengenal Ngaji, tempat kami mengerti arti, membuka hati dan menuju bakti.
Inna sholaatii wa nusukii wa mahyaayaa wa mamaatii lillahi rabbil 'alaamiin. 

Wallahu'alam bisshowab
Pakem, 16 Juni 2017 - AM


No comments:

Post a Comment