Assalamu'alaikum ^_^

Yuk kita perbanyak membaca buku dan mendengarkan kajian, Let's Fastabiqul khoirot !

Sunday, December 25, 2016

Hikmah #11 - Motivasi Mengajarkan Ilmu Agama



Oleh: Beni Zakaria Ar Ridlo, S.T.
Sahabat saat masih di Pondok Al Madinah Nusantara Yogyakarta

Urgensi Mengajarkan Ilmu

Ilmu memiliki peranan penting dalam mengubah peradaban suatu kaum. Kaum jahiliyah dapat berubah menjadi kaum yang mulia karena adanya ilmu. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW menegaskan bahwa siapapun yang ingin mendapatkan dunia, maka harus dengan ilmu, yang ingin mendapat akhirat, harus dengan ilmu, dan siapa yang menginginkan kedua-duanya, maka harus dengan ilmu pula. Hal ini menunjukkan keutamaan ilmu yang sangat besar.

Untuk memperoleh ilmu tentu saja tidak lepas dari yang namanya proses mengajarkan ilmu tersebut. Karena pada asalnya manusia itu adalah bodoh sehingga proses mengajarkan ilmu sangat diperlukan. Dalam Al Quran Allah ุณุจุญุงู†ู‡ ูˆุชุนุงู„ู‰  berfirman:

“ Dan Allah telah mengeluarkan kamu sekalian dari perut-perut ibu kalian dalam keadaan kalian tidak mengetahui apa-apa dan Allah menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati bagi kalian agar kalian bersyukur.” (QS. An Nahl: 78)

Mengajarkan ilmu yang bermanfaat adalah keharusan sehingga cahaya kebaikan dan hidyah Allah bisa merata di tengah-tengah masyarakat. Ilmu dikatakan bermanfaat jika dia dapat menjadikan seseorang taat dan dekat dengan Allah ุณุจุญุงู†ู‡ ูˆุชุนุงู„ู‰. Mengajarkan ilmu cakupannya sangat luas, tidak dibatasi oleh satu aktivitas saja, dan tidak hanya di bangku sekolah, kuliah atau pesantren saja. Setiap orang bisa melakukan amal yang mulia ini asalkan punya sesuatu yang bisa diajarkan sesuai dengan kemampuannya dan niatnya lurus karena Allah ุณุจุญุงู†ู‡ ูˆุชุนุงู„ู‰. Oleh karena itu, mengajarkan ilmu menjadi penting karena dengan adanya proses ini ilmu dapat diperoleh dan diterima secara sempurna serta kebodohan dapat dihilangkan.

Imam Ahmad berkata, “Apabila engkau belajar untuk menghilangkan kebodohan dari umat ini, maka engkau akan termasuk [1]di antara para mujahidin di jalan Allah yang menyebarkan agama-Nya.”



Keutamaan Mengajarkan Ilmu

1.      Didoakan penghuni langit dan bumi.
Dari Abu Umamah Al Bahily, Rasulullah SAW bersabda,
“ Keutamaan seorang yang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah di antara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan-ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.” (HR. Tirmidzi)

Keutamaan orang yang alim dibandingkan orang ahli ibadah. Orang ahli ibadah, maka ibadahnya semata-mata untuk dirinya. Sementara seorang yang alim, dia mengajarkan ilmu, bukan semata-mata untuk dirinya, tapi untuk kebaikan orang lain. Maka pantas apabila ikan yang ada di dalam air pun ikut memohonkan ampun kepada Alloh ุณุจุญุงู†ู‡ ูˆุชุนุงู„ู‰. Shalawat malaikat dan makhluk lainnya adalah mendoakan mereka supaya ia mendapatkan berkah dan maghfiroh (ampunan) dari Allah.

2.      Pahala dan kebaikan yang menerus.
Dari Abu Hurairah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡, bahwa Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… bersabda:
“Barangsiapa menyeru kepada hidayah (jalan petunjuk dan kebaikan), maka ia akan mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang mengikuti (atau mengerjakan)nya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa menyeru kepada kesesatan, maka ia mendapatkan dosa sebagaimana dosa orang yang mengikuti (mengerjakan)nya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.” (HR. Muslim no. 6750).

Dari Abu Hurairah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡, Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… bersabda,
“Apabila manusia mati, maka akan terputus amalnya, kecuali dalam tiga perkara: shodaqoh yang terus mengalir, ilmu yang bermanfaat (ilmu yang ditinggalkan), dan anak sholih yang mendoakan orang tua yang telah meninggal dunia.” (HR. Muslim).

Syaikh Abdurrahman as-Sa'di mengatakan "Sekedar mengajarkan ilmu seseorang akan mendapat pahala, baik yang diajari paham atau pun tidak. Kalo yang diajari paham dan mendapat manfaat darinya atau bermanfaat bagi orang lain, maka pahalanya akan mengalir bagi si pengajar selama manfaatnya terasa.”

Dari Sahl bin Sa’d ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡, Nabi ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… berpesan kepada ‘Ali bin Abi Thalib ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡, “Demi Allah, sesungguhnya Allah memberi hidayah kepada seseorang dengan melalui perantaraanmu, itu lebih baik daripada engkau mendapatkan unta merah. (HR. Bukhari dan Muslim)

Untuk merah adalah merupakan kiasan, analogi untuk sesuatu yang mulia, yaitu harta kekayaan yang paling tinggi nilainya di kalangan orang arab, adalah unta merah. Oleh karena itulah Nabi memberikan kiasan seseorang yang mengajak orang lain untuk mendapatkan ilmu sehingga kemudian orang tersebut mendapatkan hidayah dari Allah ุณุจุญุงู†ู‡ ูˆุชุนุงู„ู‰, menjadi orang-orang yang baik, maka orang yang mengajak kepada kebaikan ini, dia dikatakan oleh Rasul, itu lebih baik daripada dia mendapatkan unta merah. Lebih baik daripada ia mendapatkan sesuatu yang paling berharga di dunia ini, dan ia akan terus-menerus mendapatkan pahala. Dan ini adalah keutamaan dari adanya ilmu.

3.      Sebaik-baik manusia.
Nabi ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… bersabda,
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al Quran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

4.      Diberi ketenangan.
Nabi ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… bersabda,

“ Tidaklah suatu kaum berkumpul di satu rumah-rumah Allah (masjid) mereka membaca Al Quran dan mengkajinya di antara mereka, melainkan akan turun ketenangan kepad mereka, dinaungi rahmat, serta dikelilingi oleh para Malaikat dan Allah menyebut-nyebut mereka di antara para Malaikat.” (HR. Muslim)

No comments:

Post a Comment