Oleh: Beni Zakaria Ar
Ridlo, S.T.
Sahabat saat masih di Pondok Al Madinah Nusantara Yogyakarta
Urgensi Mengajarkan Ilmu
Ilmu memiliki peranan penting dalam mengubah peradaban suatu kaum.
Kaum jahiliyah dapat berubah menjadi kaum yang mulia karena adanya ilmu. Dalam
sebuah hadits, Rasulullah SAW menegaskan bahwa siapapun yang ingin mendapatkan
dunia, maka harus dengan ilmu, yang ingin mendapat akhirat, harus dengan ilmu,
dan siapa yang menginginkan kedua-duanya, maka harus dengan ilmu pula. Hal ini
menunjukkan keutamaan ilmu yang sangat besar.
Untuk memperoleh ilmu tentu saja tidak lepas dari yang namanya proses
mengajarkan ilmu tersebut. Karena pada asalnya manusia itu adalah bodoh
sehingga proses mengajarkan ilmu sangat diperlukan. Dalam Al Quran Allah ุณุจุญุงูู ูุชุนุงูู berfirman:
“ Dan Allah telah mengeluarkan kamu sekalian dari perut-perut ibu
kalian dalam keadaan kalian tidak mengetahui apa-apa dan Allah menjadikan
pendengaran, penglihatan, dan hati bagi kalian agar kalian bersyukur.” (QS. An Nahl: 78)
Mengajarkan ilmu yang bermanfaat adalah keharusan sehingga cahaya
kebaikan dan hidyah Allah bisa merata di tengah-tengah masyarakat. Ilmu
dikatakan bermanfaat jika dia dapat menjadikan seseorang taat dan dekat dengan
Allah ุณุจุญุงูู ูุชุนุงูู. Mengajarkan ilmu cakupannya
sangat luas, tidak dibatasi oleh satu aktivitas saja, dan tidak hanya di bangku
sekolah, kuliah atau pesantren saja. Setiap orang bisa melakukan amal yang
mulia ini asalkan punya sesuatu yang bisa diajarkan sesuai dengan kemampuannya
dan niatnya lurus karena Allah ุณุจุญุงูู ูุชุนุงูู.
Oleh karena itu, mengajarkan ilmu menjadi penting karena dengan adanya proses
ini ilmu dapat diperoleh dan diterima secara sempurna serta kebodohan dapat
dihilangkan.
Imam
Ahmad berkata, “Apabila engkau belajar untuk menghilangkan kebodohan dari
umat ini, maka engkau akan termasuk [1]di
antara para mujahidin di jalan Allah yang menyebarkan agama-Nya.”
Keutamaan Mengajarkan Ilmu
1.
Didoakan
penghuni langit dan bumi.
Dari Abu Umamah
Al Bahily, Rasulullah SAW bersabda,
“ Keutamaan
seorang yang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang
yang paling rendah di antara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi,
bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan-ikan, semuanya bershalawat
kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.” (HR. Tirmidzi)
Keutamaan orang yang alim
dibandingkan orang ahli ibadah. Orang ahli ibadah, maka ibadahnya semata-mata
untuk dirinya. Sementara seorang yang alim, dia mengajarkan ilmu, bukan
semata-mata untuk dirinya, tapi untuk kebaikan orang lain. Maka pantas apabila
ikan yang ada di dalam air pun ikut memohonkan ampun kepada Alloh ุณุจุญุงูู ูุชุนุงูู. Shalawat malaikat
dan makhluk lainnya adalah mendoakan mereka supaya ia mendapatkan berkah dan
maghfiroh (ampunan) dari Allah.
2. Pahala dan kebaikan yang menerus.
Dari Abu Hurairah ุฑุถู ุงููู ุนูู, bahwa Rasulullah ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
bersabda:
“Barangsiapa menyeru kepada hidayah (jalan petunjuk dan
kebaikan), maka ia akan mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang mengikuti
(atau mengerjakan)nya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan
barangsiapa menyeru kepada kesesatan, maka ia mendapatkan dosa sebagaimana dosa
orang yang mengikuti (mengerjakan)nya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.” (HR. Muslim no. 6750).
Dari Abu Hurairah ุฑุถู ุงููู ุนูู, Rasulullah ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
bersabda,
“Apabila manusia mati, maka akan terputus amalnya, kecuali dalam
tiga perkara: shodaqoh yang terus mengalir, ilmu yang bermanfaat (ilmu yang
ditinggalkan), dan anak sholih yang mendoakan orang tua yang telah meninggal
dunia.” (HR. Muslim).
Syaikh
Abdurrahman as-Sa'di mengatakan "Sekedar
mengajarkan ilmu seseorang akan mendapat pahala, baik yang diajari paham atau
pun tidak. Kalo yang diajari paham dan mendapat manfaat darinya atau bermanfaat
bagi orang lain, maka pahalanya akan mengalir bagi si pengajar selama
manfaatnya terasa.”
Dari
Sahl bin Sa’d ุฑุถู ุงููู ุนูู, Nabi ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
berpesan kepada ‘Ali bin Abi Thalib ุฑุถู ุงููู ุนูู, “Demi
Allah, sesungguhnya Allah memberi hidayah kepada seseorang dengan melalui
perantaraanmu, itu lebih baik daripada engkau mendapatkan unta merah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Untuk merah adalah merupakan kiasan, analogi untuk sesuatu yang mulia, yaitu harta
kekayaan yang paling tinggi nilainya di kalangan orang arab, adalah unta merah.
Oleh karena itulah Nabi memberikan kiasan seseorang yang mengajak orang lain
untuk mendapatkan ilmu sehingga kemudian orang tersebut mendapatkan hidayah
dari Allah ุณุจุญุงูู ูุชุนุงูู, menjadi orang-orang yang baik, maka orang
yang mengajak kepada kebaikan ini, dia dikatakan oleh Rasul, itu lebih baik
daripada dia mendapatkan unta merah. Lebih baik daripada ia mendapatkan sesuatu
yang paling berharga di dunia ini, dan ia akan terus-menerus mendapatkan
pahala. Dan ini adalah keutamaan dari adanya ilmu.
3.
Sebaik-baik manusia.
Nabi ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
bersabda,
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al
Quran dan mengajarkannya.”
(HR. Bukhari)
4.
Diberi ketenangan.
Nabi ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
bersabda,
“
Tidaklah suatu kaum berkumpul di satu rumah-rumah Allah (masjid) mereka membaca
Al Quran dan mengkajinya di antara mereka, melainkan akan turun ketenangan
kepad mereka, dinaungi rahmat, serta dikelilingi oleh para Malaikat dan Allah
menyebut-nyebut mereka di antara para Malaikat.” (HR.
Muslim)
No comments:
Post a Comment