Motivasi saya dalam melakukan segala aktivitas yang paling utama adalah mencari ridha Allah SWT karna motto hidup saya semenjak baligh adalah “jangan hidup hanya sekedar untuk hidup, tapi hiduplah untuk yang Maha Hidup, Bismillah obah lillah”, lebih dari itu setelah rutin mengaji saya semakin termotivasi untuk menjadi seseorang yang bermanfaat untuk agama dan sesama. Saya bercita cita menjadi seorang da’i apapun profesi saya, sehingga selama ini yang saya lakukan saya niatkan untuk dakwah, menjadi teladan bagi sesama. Saya ingin menunjukkan bahwa pemuda islam itu adalah pemuda yang aktif dan produktif yang mampu berprestasi dan bermanfaat untuk masyarakat. Alhamdulillah dengan tekad dan ikhtiar yang kuat Allah senantiasa memudahkan langkah saya sehingga hal ini juga menambah keyakinan saya untuk terus berkarya, apapun tantangannya, saya selalu yakin bahwa “Barang siapa menolong agama Allah maka Allah akan menolong kita dan akan meneguhkan kedudukan kita”.
Seberapa besar peran keluarga dalam mendukung
kegiatan akademik maupun non-akademik Anda ?
Berawal dari keputusan orang tua
yang cukup mengecewakan saya karna saya tidak diizinkan melanjutkan sekolah ke
Pondok Gontor. Orang tua selalu mendukung saya untuk giat belajar dan
berkegiatan baik di kampus, di majlis dan di pondok. Selain itu juga mengizinkan
saya untuk belajar bahasa Arab di ma’had, orang tua dan juga aktif berkegiatan
di BEM dan di kegiatan mahasiswa lainnya seperti kelompok studi, himpunan
mahasiswa agro, sampai kegiatan beladiri di kampus yang itu semua membuat saya
terkadang jarang pulang, namun berkat ridho beliau semua yang saya jalani Alhamdulillah lancer.Setelah
saya menerima saran orang tua meskipun dengan berat hati (waktu itu) dengan
kerelaan dan semangat fiisabilillah saya mengikuti saran orang tua untuk
kuliah, dan seiring berjalannya waktu Allah selalu memudahkan langkah saya
dalam meniti karir di dunia kampus dan dalam meraih cita-cita saya menjadi Da’i
dan pengusaha (agropreneur) yaitu dengan saya dimudahkan untuk aktif berkegiatan
di asrama dan di majlis seperti ngaji, kelompok, nderekke ustadz, ngajar
tahsin, berwirauasha dan sampai pada akhirnya Allah memberikan nikmat dengan
orang tua mengizinkan saya untuk tinggal di pondok sampai sekarang. Dan di
pondok itulah saya mulai giat tafaqohu
fiddin, belajar ilmu agama, tahfidz dan tahsin. Selain itu, Alhamdulillah orang
tua juga selalu perhatian menanyakan tentang kegiatan belajar saya di kampus,
dan selalu mendukung saya apapun hasilnya, beliau selalu mencukupi kebutuhan
saya,dan hal itu menjadi penyemangat bagi saya untuk terus memberikan yang
terbaik untuk beliau baik dengan hasil belajar di kampus dan di pondok dan juga
dari hasil perlombaan yang telah saya ikuti, sedikit banyak dari kegiatan tersebut juga
membantu mencukupi kebutuhan saya. Lebih dari itu, pendidikan karakter yang
orang tua tanamkan sejak kecil kepada saya seperti kerja keras, ketekunan,
kebersihan, ketegasan dalam melakukan segala sesuatu membuat saya bertahan dan
terus semangat untuk berkarya dan berkontribusi, menjadi seorang A’am yang
sekarang J
Bisa diceritakan salah satu momen cara orang tua
atau keluarga mendukung Anda ?
Berbicara masalah cara keluarga
mendukung saya, sebenarnya banyak bentuknya. Namun yang membuat saya selalu
move on adalah nasehat-nasehat dari bapak ibu saya yang selalu memotivasi saya
untuk terus melakukan yang terbaik. Setiap jadwal kepulangan,orang tua selalu
meluangkan waktu untuk saya dapat bercerita panjang ngalor ngidur(curhat), banyak yang dibicarakan mulai dari masalah
akademik, kegiatan, sampai masalah hati J. Sampai pada suatu malam saya tak kuasa menahan
tangis terenyuh, dan resah karna melihat rutinitas kegiatan saya yang bertambah
padat dan juga kebutuhan saya yang selalu bertambah, namun disisi lain saya
tidak ingin merepotkan orang tua yang masih harus menanggung biaya sekolah tiga
adik saya. Saya merasa uang saku saya waktu itu sudah cukup banyak, meskipun
diantara teman-teman saya di kampus itu terbilang sedikit namun setiap bulannya
saya terpaksa meminjam uang milik teman, walaupun sudah ditambah dengan
penghasilan saya dari nyambi jualan. Namun demikian, saya terus berusaha terus
sabar dan tidak minta yang neko-neko pada
orang tua. Bagi saya, sudah sebuah nikmat yang sangat besar, memiliki orang tua
yang sangat perhatian dan pengetian tentang keadaan saya, selain itu juga adik
adik saya yang lucu dan pintar, yang menambah rasa rindu saya untuk segera
pulang kerumah.Menurut saya komunikasi dengan orang tua sangatlah penting dalam
menjaga semangat, dan kelancaran kegiatan yang kita lakukan. Karena ridho Allah
itu terletak pada ridhonya orang tua, apabila hubungan dengan orang tua baik
dan orang tua ridho dengan apa yang sudah kita lakukan, insyaAllah, Allah akan
memudahkan langkah kita.
Adakah hal-hal khusus yang Anda lakukan untuk
keluarga (ortu) maupun yang keluarga lakukan untuk Anda ketika memperoleh
prestasi/ juara ?
Disaat saya mendapat pertolongan
Allah untuk mampu berkarya dan berprestasi saya semakin yakin dan bersemangat
untuk terus berusaha memberikan yang terbaik kepada orang tua dan menjadi
contoh untuk adik adik saya. Disamping itu di beberapa kesempatan, alhamdulillah
juga mendapat beasiswa dari beberapa prestasi yang telah saya dapatkan. Orang
tua juga selalu mendukung untuk terus berkaryasesuai dengan pasion saya yaitu
dibidang karya tulis dan pemberdayaan masyarakat. Bapak juga senang membelikan
kami buku buku agama dan kitab terjemahan. Selain itu Ibu juga sering membantu
saya dalam mendaftar setiap kali saya mengikuti lomba atau kegiatan lainnya. Saya
tidak begitu memfikirkan apa yang orang tua berikan kepada saya, semua akan
saya terima dengan senang hati dan apa adanya, bagi saya
keberadaan beliau sudah cukup untuk selalu menyemangati saya.
Bagaimana dengan aktivitas harian Anda (Kampus/
Ngaji, dll) ?
Aktivitas harian saya Alhamdulillah senantiasa disibukkan dengan
hal hal positif, mulai dari kegiatan di majlis, di kampus dan di pondok. Di majlis
Alhamdulillah saya masih dapat mengikuti pengajian gelombang di cabang Depok
Jogja, kelompok dan setiap hari ahad membantu memandu warga di Cabang Turi
untuk belajar tahsin. Selain itu sesekali waktu juga menyempatkan ikut
mengantar ustadz mengisi ke daerah karna sering kali diwaktu sore berbenturan
dengan praktikum di kebun. Di kampus sekarang saya fokus menyelesaikan studi S1
saya dan saat ini sedang menyusun proposal penelitian untuk skripsi. Selain itu
juga aktif di kelompok studi fakultas dan aktif menulis karya tulis ilmiah serta
ikut kegiatan pemberdayaan masyarakat, salah satunya menjadi penanggung jawab
dalam program hibah bina desa dari Dikti di Desa Tanen Hargobinangun Sleman
(lereng Gunung Merapi) yaitu membangun Desa Wisata Pendidikan Pertanian Kakao
Organik.Setiap ada kesempatan kompetisi yang sesuai dengan pasion saya, maka
saya selalu berusaha untuk mengikutinya. Bagitu juga dengan di Pondok
Alhamdulillah suasananya membuat saya selalu semangat fastabiqul khoirot, baik
dalam hal beribadah dan berkegiatan. Mulai dari kegiatan sholat malam,
muraja’ah hafalan setiap ba’da shubuh, dilanjutkan bhs arab dan kajian setiap
ba’da maghrib serta ba’da isya’ membuat saya betah untuk tinggal di Pondok. Di
setiap akhir pekan menjadi hari yang sangat menyenangkan bagi saya karna dihari
itu adalah jadwalnya olah raga, biasanya saya mengisi dengan latihan bela diri
(wing chun), renang dan bulu tangkis. Beberapa rutinitas yang berbeda tempat dan
waktu tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya, banyak hikmah yang
saya dapatkan, sehingga membuat saya menikmati dan dapat menjalaninya dengan
senang hati.
Adakah aktivitas-aktivitas spiritual lain yang
Anda lakukan untuk mendukung aktivitas Anda yang lain? (Ngaji, Tahfidz, dll)
Aktivitas spiritual yang saya lakukan untuk mendukung aktivitas saya yang lain adalah saya mencoba untuk aktif kembali dalam kegiatan pendherek ustadz, ikut mengantarkan ustadz mengisi di cabang-cabang MTA di Yogyakarta. Selama dua semester saya kurang begitu aktif karna sering berbenturan dengan praktikum. Bagi saya kesempatan mengantar ustadz adalah kesempatan baik untuk dapat belajar lebih dalam tentang agama, karna menjadi lebih dekat dengan ustadznya, banyak pelajaran tambahan yang saya dapatkan seperti yang saya lakukan di awal masuk asrama. Selain itu, sampia sekarang saya juga membuat target hafalan 1 halaman 1 hari dengan syarat tartil. Dengan begitu membantu saya untuk mendalami ilmu agama dan dalam menyimak ustadz dalam menjelaskan materi agama. Satu hal yang paling saya sukai disaat belajar Al Qur’an adalah disaat belajar tahsinul qur’an. Saya sangat bersyukur Allah memberikan saya kemudahan untuk ngaji bersama saudara yang kuat ghirahnya dalam tafaqohu fiddin dengan ibadahnya, tawasawnya, fastabiqul khoirotnya. Dapat belajar agama langsung dengan menterjemahkan kitab dari para ulama. Bagi saya itu menjadi penyemangat untuk selalu giat belajar dan mengamalkan ajaran islam ini. InsyaAllah.
No comments:
Post a Comment