Cerita nostalgia akhir pekan ^^//
Jujur habis baper melihat kembali film ketika cinta bertasbih...
Sebuah instrumen senandung yang syarat akan pesan hikmah
Dulu ketika film ini release sejujurnya hati ini belum ada yang mengisi,
kecuali kecintaan kepada Allah, Rosul, Bapak Ibuk dan orang orang terdekat.
Namun, sungguh ketika mendengarnya begitu terasa sekali indahnya mencintai karena Allah
mencurahkan segala harap, doa, cinta dan asa hanya kepadaNya,
bertemu dan berpisah hanya mengharap ridhoNya.
Tak bosan senandung ini ku dengarkan dikala hati ini sepi,
sejenak mengisi waktu yang sering kali butuh hiburan sambil menanti senja,
sampai tiba masanya hati ini bergetar, seakan mendapat kabar dari mata tentang hadirnya si dia,
dia yang hadir dengan untaian aksaranya yang tertulis apa adanya dan penuh makna,
lalu sebenarnya siapakah dia ? ah... sudahlah...
Pagi menuju siang, datang senja menyambut malam,
tak bisa dipungkiri nama itu selalu muncul disetiap malam malam ku,
entahlah... aku juga tak tahu dari mana datangnya rasa ini, rasa ingin mencari tahu
siapakah sebenarnya dirimu, aku bahkan tak mengenalimu, apalagi pernah bertemu denganmu
sama anehnya seperti dalam film ini, Abdullah seakan mengagumi Ana Althofunnisa
ia mencoba datang kepada Kyainya, ingin mengenalnya lebih jauh siapa dirinya
namun ketika ditanya, sama sekali ia belum pernah bertemu, belum pernah melihat fotonya
hanya mengandalkan firasat dan kata hatinya saja
sama halnya dengan diriku saat itu, keyakinanku padamu berawal dari lubuk hati terdalam
dan subhanallah, seiring waktu berjalan, lembaran lembaran rahasiamu pun seakan terbuka
entah dari mana datanya, seakan kamu sendiri yang menyambutnya
Memang terlihat polos, aneh, dan ndak umum...
namun begitulah aku, berjalan apa adanya. Biarlah...
yang terpenting, itu semua adalah hal jujur yang datang dari hatiku
dan bukan niatanku untuk segera melakukan ini dan itu
semua berjalan dengan sendiri, seakan Allah menunjukkan jalan terang menujumu
membimbingku menemukan teman hidup yang sekufu
dia yang tumbuh besar di keluarga dan lingkungan yang mencintai jalan dakwah
besar dari majlis, dan sekarang aktif menghidupkan majlis
tidak jauh berbeda dengan keluargaku yang besar juga dari majlis
seperti dulunya orang tua kita adalah teman seperjuangan bahkan hingga sekarang
subhanallah wal hamdulillah...
Namun tetaplah semua kembali kepada orang tua kita
wali kita masing masing yang memutuskan siap tidaknya kita melangkah lebih jauh
ingin memang hati ini mengenalmu lebih jauh dengan ta'aruf
namun nampaknya orang tuamu begitu menyayangimu, menjagamu dengan sepenuh hati
sehingga niatan itupun diterima halus dengan syarat bahwa kamu harus lulus terlebih dahulu
wallahu'alam, aku yakin ada maksud dibalik itu semua
dengan kelonggaran hati niatan itupun tetap ku jaga
hingga tiba waktunya ku kembali menyampaikannya
kapan ?
sampai kau mengabarinya...
ya kabar dari semesta aksara yang selalu ku nanti datangnya
Cangkringan, 18 November 2017 - AM
No comments:
Post a Comment