Assalamu'alaikum ^_^

Yuk kita perbanyak membaca buku dan mendengarkan kajian, Let's Fastabiqul khoirot !

Friday, November 10, 2017

Diary #89 - Serba - serbi Bersama Ummi


Tulisan ini saya buat ,,sebagai pengingat kalau sampai skarang obrolan saya dengan ibuk saya selalu saja berujung curhatan, ndak hanya curhat tapi juga banyak candanya hehe... Sebenarnya saya menulis Ummi di judul itu hanya biar menarik saja judulnya, aslinya saya memanggil ibu saya dengan Ibuk :)

Hari ini, sabtu 11 November 2017 adalah kesempatan saya pulang ke rumah bertemu dengan bapak, ibuk dan adek adek. Alhamdulillah... sesampainya dirumah selalu saja disambut meriah sama adek adek. Biasanya berdua sih ada Faqih sama Nurul tapi karena Nurul sudah berangkat sekolah jadi hanya Faqih yang rame hehe... Tapi kata Ibuk, si Nurul sudah rewel tanya mas Aam sudah sampai belum, sudah berangkat belum sejak dari bangun tidur wkwk....

Hal pertama yang saya lakukan sesampainya di rumah adalah pergi ke dapur hehe... gak sabar makan dari masakan ibuk :D memang seenak apapun masakan di rumah makan masih kalah nikmat sama masakan ibuk di rumah

Setelah makan, ibuk memulai perbincangan dengan menanyakan kabar. "Am, piye kabare Han....ah?" saya pun terdiam sejenak sambil tersenyum, dalam hati saya berkata (yakin nih ibuk tanya seperti itu) saya pun menjawab "Alhamdulillah, klu yg kulo ngertosi sampun kelar Buk revisinya mohon doanya saja semoga Desember bener bener wisuda" (sambil tersenyum). 

Dari situ perbincangan melebar, ibuk cerita kalau akhir akhir ini Bapak sering dijawil (ditemui) temannya sesama warga mta, menanyakan saya. Mungkin beliau beliaunya tahu kalau Pak Slamet (Bapak saya) punya seorang putra yang sudah mandiri bekerja dan siap menikah. Lalu saya tanya Ibuk "Sinten mawon to Buk ?" "Hm... ndak perlu tahu ngko ndak bikin goyah atimu, ndak usah khawatir, Bapak sudah mantep jawab kok kalau kamu sudah punya calon sendiri." jawab Ibuk. Kalau kata Ibuk dari beberapa yang menghubungi Bapak rata rata warga khususi. Ada yang menghubungi saat pengajian ada yang saat kelompok. Salah satunya adalah Pak Ja'far >,< waktu itu Bapak sedang duduk berbincang dengan Pak Ja'far dan Pak Karman (Kepala Sekolah SDIT MTA Gemolong), dan Pak Ja'far bertanya, "Sanjange putrane njenengan sak niki pun kerjo ten Jogja to Pak ? piye... wes oleh jodoh durung ? aku enek calon iki" Bapak pun menjawab "Ya Pak Alhamdulillah sudah menetap di Jogja, kalau masalah calon sudah punya Pak, dari Gemolong sama putrinya Pak Ma....... " Spontan Pak Karman ikut masuk perbincangan dan berkata "Oh... itu ya Pak sae niku Pak, Alhamdulillah" Bapakpu tidak komentar apa apa dan tersenyum... "Terus pripun Buk", tanyaku penasaran ingin mengetahui kelanjutan ceritanya. Tapi Ibuk menjawab kalau bapak ndak cerita lagi kecuali itu saja. Dalam hatiku... yah Bapak memang dari dulu sedikit bicaranya heheh.... 

Dari sedikit perbincangan itu saya bilang ke Ibuk, "Buuuk, sampai saat ini meskipun saya masih harus bersabar menunggu, alhamdulillah keyakinan saya memilih dia masih utuh. Saya tidak mengharapkan yang muluk muluk, ini dan itu, cukup dia yang nampak kecintaannya ada islam dan dakwah dalam aktivitas kesehariannya, sikapnya menjaga diri, akhlaknya kepada kedua orang tua dan adek adeknya, dan tentunya visi hidupnya saat mulai membangun hubungan keluarga. 

Dari sedikit komentar saya tentang kabar dari bapak tersebut, Ibukpun berpesan, "Aaam... dengan aktivitasmu sekarang, kesibukanmu di majlis boleh saja kamu berharap mendapatkan pendamping yang bisa mendukung kegiatan dakwah, ikut mengisi dan membina kegiatan dakwah. Tapi yang harus kamu ingat besok kalau kamu sudah hidup berkeluarga dengan istri, kamu harus bisa menerima seutuhnya istrimu. Kalau ada kekurangan maka tugasmu untuk mengerti, apabila ada kesalahan maka tugas mu untuk meluruskan, apabila sedang futur atau lemah maka tugasmu untuk menguatkan. Kaau ada masalah kembali ke Allah dan Rosul, ingat kembali hasil ngajinya. Insyaallah kalau kamu sama istrimu selalu istiqomah maka setiap permasalahan akan selalu ada jalan keluarnya. Apabila manis tidak melenakan, apabila pahit tidak melemahkan. Pahit dan manisnya kehidupan senantiasa menjadikan ingat dan dekat kepada Allah dan Rosul", "nggih Buk, subhanallah..... semoga Allah menguatkan dan senantiasa memberi petunjuk, mohon doanya pokoknya :)" jawab saya

"Buk, kenapa kok kulo ndak mulai Ta'aruf dulu ya ?, kan saya ndak tahu nanti keluarga Han.....h kira kira menerima tidak ya kalau nanti dia saya ajak tinggal di Jogja" tanya saya. "Uwiiiiis... ora usah khawatir, Ibuk itu sudah faham betul mbak Sho....i, pastinya sudah tahu itu... kalau semisal ndak setuju pasti sudah disampaikan dulu dulu. Insyaallah baik baik saja Am tentang itu. Kalau dulu bapak ibukmu iki malah ndak pernah ada Ta'aruf, bener bener murni sami'na wa atho'na pesan Al Ustadz. Ibuk dulu pas di jodohkan sama bapakmu ndak pernah berfikir yang macam macam, cukup khusnudzon billah bapakmu aktif mengaji, jadi guru agama, ibu sudah ridho. paling cuma sedikit bayangke setelah lihat nama bapak ibuke bapakmu, bapaknya Harjo Suwito, ibuknya Ikem. Dari namanya ibuk bayangke kalau asalnya bapakmu dari desa pelosok ada listrik ndak ya, soalnya ibuk punya mesin jahit banyak yg pakai dinamo hehehe..." jawab ibu sambil tersenyum canda bersama 

Semanggi, 11 November 2017 - AM

No comments:

Post a Comment