Assalamu'alaikum ^_^

Yuk kita perbanyak membaca buku dan mendengarkan kajian, Let's Fastabiqul khoirot !

Sunday, November 19, 2017

Diary #95 - Malu


Malu... 
Sejujurnya, menit demi menit selalu ku nantikan kabar darimu,
entah bagaimana rasanya, yang muncul adalah itu,
berharap kita semua selalu dalam kebaikan,
baik dikala diberi kenikmatan ataupun ujian oleh Allah.

Namun, di tengah tengah rasa ingin tahuku itu,
ada sepotong rasa malu yang selalu mengiringinya,
setiap perasaan, sikap, tulisan selalu aku malu mengungkapnya,
bahkan bingung bagaimana aku harus menyampaikannya,
apalagi dulu, dulu saat aku belum banyak mengenal apa itu merah jambu,
boro boro suka sama perempuan, lihat ada muslimah aja malunya bukan main,
dulu mungkin pernah aku ceritakan,
mulai dari sekolah, asrama, toko, jalan bahkan dirumah sekalipun,
selalu ada cerita lucu yang tak mungkin aku ceritakan semua disini,
dulu mungkin tegang bagiku, tapi sekarang adalah sebuah lelucon yang.. ya Allah,
(sambil tepok jidad masyallah....)

Itu malu saat aku belum mengenal apa itu merah jambu,
lain lagi maluku saat sudah mulai tau dikit dikit tentang rasa kagum dan suka pada seseorang,
jujur, tidak bisa dipungkiri dari sekian lama belajar di kampus, pondok, masjid, dll,
sedikit banyak aku mengenal ikhwan dan akhwat,
banyak yang aku kagumi dari teman teman ku,
kalau dulu di pondok aku diajarkan untuk mencintai sesama ikhwan,
ikhwanifillah, sampai sampai saking dekatnya kami setiap berjumpa selalu kami berpelukan,
kalau lama tidak bertemu kita biasa salam tempel, begitu hangat persaudaraan kami,
nah beda lagi kalau di asrama, kehangatan yang kami ciptakan adalah berawal dari ngaji,
kegiatan ngaji yang kami lakukan tidak hanya sebatas membaca berlembar lembar ayat Qur'an,
namun lebih dari pada menjiwai dari makna ta'aruf, tafahum dan takaful.

Nah sekarang rasa kagum ku mulai menggetarkan hati saat bertemu atau mengenali seorang muslimah kehadirannya bukan menggoda namun menjaga. Menjaga setiap tutur katanya, sikapnya, pemikirannya, aktivitasnya dll. Tak bisa dipungkiri setiap event, bahkan mungkin disetiap tempat mungkin pernah bertemu dengan mereka yang subhanallah bisa menjaga diri. dhohirnya....
Meskipun demikian hati ini selalu berkhusnudzon dan termotivasi untuk mencontoh yang baik baik, yang datangnya dari mereka, dengan mereka aku tersadar bahwa apa yang ada pada diri ku saat ini masih perlu untuk diperbaiki, selalu bermuhasabah untuk terus meningkatkan ketaatan kepada Allah.

Dan sampai pada akhirnya, dari sekian banyak akhwat yang aku kenal dan aku kagumi hanya ada satu nama yang membuat hati ini terus bertanya tanya... siapa sebenarnya dia ? subhanallah...
ya.. kamu, eh.. dia ^^"  dia yang lain dari pada akhwat lain, satu hal yang tak aku jumpai sebelumnya di antara banyak akhwat yang aku kenal. Ya... kemajlisan, kedekatannya dengan majlis, aktif membina kegiatan di majlis. Majlis tempat besarnya orang tua kita, dan tentunya dirimu dan aku juga.

Saat itu aku juga merasakan hal yang sama, ingin rasanya menghapus semua perasaan itu dan fokus pada tugas akhir, namun nama itu selalu terngiang ngiang di setiap malam. Ingin rasanya mengungkapkan perasaan itu. Dan akhirnya aku beranikan menyampaikannya pada Ibuk. Saat itu Ibuk belum tahu siapa kamu sebenarnya, hanya tahu namamu. Dan respon ibuk biasa saja, bahkan aku disuruh bersabar kalau mau melangkah lebih jauh nunggu besok umur 28 tahun keatas >,< !!

Mendengar jawaban dan nasehat ibuk, hati ini diam mencoba sekuat tenaga menerima dengan penuh kesabaran menahan segala rasa ingin tahu dan ingin ingin lainnya...

Namun, entahlah...
namanya juga hal pertama dirasakan, selalu berkesan dan salah tingkah berfikir ini dan itu, sampai ada akhirnya, aku berfikir dari pada dibatin maka aku mencoba memberanikan diri membuka interaksi dengan me like postingamu, ya beberapa postingan mu yang sepikiran dengan ku, terkadang aku mencoba membuka diskusi dengan menulis beberapa pendapatku di kolom komentar saat aku membuka diskusi dengan  menulis ini dan itu,tentang suatu hal sebenarnya aku ingin tahu sudut pandangmu sambil sedikit demi sedikit mengenalmu. Tak jarang aku juga menghapus likeku dan komentarku ketika kau berfikir sepertinya aku terlewat batas >,< (astaghfirullah) 

Begitulah diriku... 
masyaallah... maafkan kelakuanku yang begitu... ah -,-"
seakan akan dulu mata hati ini tertutup, yang muncul rasa ingin tahu yang begitu tinggi tentangmu.
Ketika satu demi satu tentangmu sudah ku tahu, akupun mencoba menjaga jarak
mencoba mengagumimu dari jauh dengan ku menulis di blog ku
menyalurkan setiap rasa yang muncul dengan menuliskannya di lembaran semu
ya saat itu kufikir hanya aku saja yang tahu, dan tak pernah berfikir ini dan itu
ya menulis apa aja dan apa adanya, mengalir begitu saja..
hingga sampai aku mengetahui bahwa kamu juga suka menulis di blog, masyaallah
semakin semangatlah aku menulis :D
berharap tulisan kita bertemu di atas sana....
dan nampaknya sekarang hal itu terjadi juga, kok bisa ya... ^^//

Sejujurnya aku benar benar malu sekarang
malu tapi tangan dan fikiranku selalu terbayang dan ingin mengungkapkan rasa ini
tak ingin semua ini dipendam lama lama...
aku berfikir tak apa rasa ini aku ungkapkan disini, toh yang tahu juga tidak banyak,
dan aku pun tak ingin banyak orang mengetahuinya sekarang,
mungkin kamu yang pertama kali membaca ataupun sebaliknya aku selalu menunggu tulisanmu,
aku menyadari bahwa tulisan tulisan yang kita buat sebisa mungkin adalah tulisan yang membangun,
rasa yang kita ungkapkan adalah rasa untuk saling menjaga, saling mengingatkan untuk selalu taat,
bukan perasaan yang membuat kita lemah, futur bahkan terpedaya oleh bisikan syaitan,
naudzubillah...

Sekali lagi ku minta maaf apabila dulu sikapku terkesan aneh dan tidak wajar,
khilaf dan salahku cukuplah menjadi bahan pelajaran dan cerita dimasa lalu,
bahwa awal mula memiliki rasa itu betapa sulit ku menjaganya, astaghfirullah...
setidaknya keberanianku itu membuka jalan menjadikan ku mengenalmu dan juga sebaliknya,
menjadi pelajaran untuk lebih siap melangkah kedepan dengan sepenuh penjagaan,
menjadikan ku ingat masa lalu yang membuatku tunduk sepenuh malu.

Apapun itu...
benar seperti yang kamu tuliskan
sungguh Allah adalah pemilik skenario hidup kita
tugas kita adalah mengusahakan, selebihnya Allah yang akan menentukan.

Cangkringan, 19 November 2017

No comments:

Post a Comment