Assalamu'alaikum ^_^

Yuk kita perbanyak membaca buku dan mendengarkan kajian, Let's Fastabiqul khoirot !

Thursday, November 16, 2017

Diary #93 - Perjuangan


Perjuangan, sebuah kosa kata yang selalu menghiasi setiap tokoh perubahan. Siapapu itu, karen tak bisa dipungkiri tanpa perjuangan maka tidak akan ada kemajuan. Pada kesempatan kali ini yang rencananya saya akan membuat panduan materi belajar lomba cerdas cermat Al Khusna, saya tunda sebentar untuk menulis diary kali ini. Dan selalu apabila menceritakan sebuah hikmah maka saya lebih suka apabila berbagi hikmah dengan sharing pengalaman yang pernah saya alami.

Pengalaman jatuh bangun saat berjuang belajar di kampus adalah moment indah dalam perjuangan. Mulai dari perihal sepeda onthel yang saya pakai sejak dari solo menuju jogja di awal petama pindahan ke jogja hingga dua tahun lamanya pulang pergi majlis ke kampus dengan sepeda onthel, berangkat lebih awal, bergegas berangkat berharap cukup waktu untuk mandi lagi di kampus karena keringat yang banyak saat bersepeda >,<

Perjuangan baru dimulai, begitu banyak lika likunya belajar di dunia kampus, disaat menyadari bahwa genetika bukanlah hal yang mudah, begitu sulit saya mempelajarinya maka satu hal yang selalu membuat optimis dapat membanggakan orang tua adalah dengan saya aktif mengikuti perlombaan baik di tingkat regional, nasional dan Alhamdulillah hingga internasional. Saat itu saya menyadari bahwa kemampuan kognitif rata rata, bagus banget tidak, jelek banget ya tidak, maka saat menentukan project tugas akhir atau skripsi saya pun berusaha memilih topik sesuai kemampuan saya, tidak mengangkat diluar kemampuan.

Karena dosen melihat potensi saya di lapangan, pekerja keras dan tekun maka waktu itu saya diberikan salah untuk membuat penelitian tentang persilangan bunga kakao. Dan tak tanggung tanggung ojek penelitiannya ada 7 klon, masing masingnya di selfing dan crossing full diallel jadi juga menggunakan back cross, jadi total ada 47 persilangan, unit percobaannya ada 10 dengan ulangan sebanyak 3 kali. Jadi total adalah 1620 penyerbukan / / polinasi / hand pollination.

Pertama mendapat tantangan tersebut, saya menarik nafas panjang...

Secara analisa dan teknis memang tidak serumit genetika molekular, namun topik ini butuh kesabaran, ketekunan, kegigihan diatas rata rata, karna perlu tenaga, waktu yang lebih berat. Dan benar, setelah saya menyanggupi dan memulai penelitiannya, selama kurang lebih 1 tahun saya mengerjakannya, mulai penelitian dari ba'da shubuh hingga sore, pagi jam 5 pagi sampai jam 9 pagi polinasi, setelah itu istirahat, lanjut ngrodong (menyiapkan) bunga untuk polinasi selanjutnya hingga siang, siang setelah makan siang hingga ashar melakukan pengamatan hasil persilangan, sorenya memasukkan data pengamatan. Yassalam... banyak sekali cerita selama berjuang menyelesaikan penelitian, dan ndak mungkin juga semua saya ceritakan disini, kelak akan saya ceritakan bersama dengan ceritamu yang saya yakin jauh lebih menarik hehe... Alhamdulillah, tak terbayang semua proses panjang itu bisa aku lalui, tentunya semua atas izin dan kuasa Allah yang senantiasa menguatkan saya. 

Pernah perjuangan saya di uji oleh Allah, ketika waktu sudah semakin sempit, namun banyak persilangan masih banyak yang belum jadi, benar benar saat itu saya pada titip terbawah semangat, hingga tak kuasa saya menangis betul betul mengharap kuasaNya, memohon kepada Allah untuk dikuatkan dalam menyelesaikan amanah ini. Saat itu saya harus memberikan perlakuan mmberi pupuk dan saat itu sendiri saya lakukan dengan sepeda onthel, mengambil air dari sungai dekat kebun. Awalnya saya lakukan dengan 2 buah drigen 20 liter saya bawa menggunakan sepeda, sampai akhirnya saa ambil dengan ember, dan berjalan kaki. Turun ke sungai, mengambil air dan dibawa keatas untuk menyiram pupuknya. Saat itu sudah seperti mandi keringat. Allahu akbar... benar benar perjuangan yang tak akan pernah saya lupakan. Benar benar maksimal sampai titik akhir perjuangan. Kalau bahasa Ustadz Triyono namanya mastho'tum itu ya ibarat sampai "ngeden" 

Tidak hanya berhenti disitu, cerita lika liku perjuangan berlanjut saat mengurus skripsi di kampus, penulisannya, revisinya, ujiannya hingga yudisium dan wisuda. Allahhu akbar, semua kisah panjang itu juga berakhir dengan air mata bahagia, Allah menjawab semua doa doa saya, menguatkan saya menjalani proses yang panjang dan berat tersebut. Selasar akademik, perpustakaan, sekretariat jurusan, mushola atau masjid adalah tempat tempat bersejarah yang tidak pernah saya lewatkan setiap harinya. Saat menulis maka perpustakaan adalah favorit saya, disana saya betah berjam jam mencari literatur dll, setelah itu konsultasi dengan satu hal yang membuat saya mulai terbiasa dengan hal itu, ya apa lagi kalau bukan "menunggu" hehe... bener bener harus sabar... duduk di lorong kantor, sambil membuka majalah/laptop/hp sekedar mengisi waktu menunggu dengan hal yang bermanfaat. Selai itu juga sekretariat jurusan dimana saya selalu datang menanyakan hasil revisian. Selalu dan selalu saya kejar, tak peduli saya bolak balik kampus asrama berapa kali. Dan dari sekian banyak kepadatan dan kepenatan rutinitas tugas akhir Allah adalah muara semuanya, yang membuat hati, pikiran dan tindakan selalu adem dan tenang adalah dengan mendekat kepadaNya di mushola atau masjid. Seringnya sih di masjid fakultas sebelah, kalau di pertanian belum ada masjidnya baru ada mushola.

Entah sama atau tidak, waktu saat konsultasi ada ang sulit bagi saya untuk menyelesaikannya karena antara dua dosen pembimbing memiliki pendapat yang berbeda dan saat itu saya berusaha mengkomunikannya, mengambil jalan tengah dari keduany. Dan alhamdulillah, setelah beberapa kali pembahasan dan lobi, salah satu dosen sudah bisa menerima dan akhirnya keputusan itu membuat nafas segar skripsi saya untuk bisa segera diselesaikan. Hingga saat pendadaran saya selalu optmis, seperti saat mengikuti lomba diluar, selalu optimis, siapun lawannya bismillah, maju, Allah yang akan memampukan saya, cukuplah Allah penolong saya. Saya sudah berikhitiar dengan sebaik baiknya maka Allah adalah segala muara usaha. 

Subhanallah, sebenarnya yang saya rasakan kurang begitu yakin mengingat saat pendadaran saya mendapat beberapa masukan pedas dari salah satu dosen pembimbing, namun Allahu 'alam saat yudisium ketua jurusan mengumumkan bahwa nilai saya A, Allahu akbar... saat itu juga saya peluk teman di samping saya, sujud syukur tak terlewatkan dan air mata menetes bahagia. Alhamdulillah akhirnya perjuangan panjang saya belajar di kampus yang penuh dengan tantangan berujung indah. 

Semoga cerita ini bisa senantiasa memotivasi saya untuk tetap bersungguh sungguh dalam berjuang, haqqa jihaadih, memaksimalkan usaha untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Tentunya hasil maksimal yang menurut Allah baik untuk kita, maka pentingnya keyakinan kita dalam mengimani ayat Allah, dalam Qs Al Baqarah ayat 216 yang mafhumnya bisa jadi apa yang kita sukai itu menurut Allah baik untuk kita, sebaliknya bisa jadi apa yang menurut kita itu baik dan kita sukai tapi menurut Allah buruk untuk kita. Jadi tugas kita adalah menyempurnakan ikhtiar, dan selanjutnya bertawakal kepada Allah. Apabila yang kita usahakan hasilnya belum sesuai dengan apa yang kita harapkan maka tetap khusnudon billah. Persis seperti yang yang kamu sampaikan dalam tulisanmu. 

Alhamdulilah Allah anugrahkan nikmat ilmu, kefahaman dalam beragama, yang insyaallah dalam kondisi apapun kita akan senantiasa dekat kepada Allah, apabila Allah uji kita maka kita pun bisa bersabar dan apabila Allah memberik kita kenikmatan, kita pun tak lupa untuk bersyukur. Insyaallah, pada saaatnya nanti kita akan sampai ke jenjang yang lebih mulia yaitu menikah. Sebuah niatan yang saya sampaikan ke orang tua juga saat setelah selesai kuliah. Saat kuliah saya ndak pernah membahas hal itu, kalau rasa kagum suka sama seseorang wajar, pernah saya curhatkan sama Ibuk, tai lain dengan menikah, menikah adalah sebuah niatan mulia beribadah kepada Allah yang tentunya perlu persiapan matang, bukan persoalan biasa yang sering kali dibuat bahan candaan. Maka agar persiapan menikah berjalan dengan baik, tidak perlu terburu buru, betul nasehat dari Bapak, terburu buru itu tidak baik, kerjakan semampunya dulu apa yang bisa dikerjakan sekarang. Kita selesaikan satu demi satu amanah kita masing masing, dan kelak apabila amanah pribadi kita sudah selesai, kita jalankan amanah bersama, merencanakan bersama, memulainya dan menjalaninya dengan perjuangan. Berusaha untuk istiqomah dalam dekapan ukhwah jamaah dan lika likunya jalan dakwah. 

Jadi... bismillah, mari bersabar untuk sementara waktu, dan tetap tersenyum :)

Semoga Allah memberikan hasil terbaik sesuai yang diharapkan. Barakalahu fiikum..
Bismillah, Keep Move Up !!! :D

Majlis Depok, 17 November 2017 - AM

No comments:

Post a Comment