Assalamu'alaikum ^_^

Yuk kita perbanyak membaca buku dan mendengarkan kajian, Let's Fastabiqul khoirot !

Sunday, November 12, 2017

Diary #91 - Bapak


Bismillah

Kabarnya kemarin 12 November hari ayah ya ? masyallah... ternyata ada juga ya hehe, saya kira cuma ada hari ibu saja. Terlepas dari itu bagi saya Ayah atau yang biasa saya panggil Bapak adalah sosok yang wajib untuk selalu kita kenang namanya, kita sambut kehadirannya, kita muliakan keberadaanya.

Bicara Bapak, ada sedikit cerita, jadi semalam wallahu alam hati saya tergerak melihat sebuh film yang sudah lama diputar di bioskop, judulnya 9 Summers 10 Autumns. Subhanallah... sepanjang film diputar, saya benar benar merinding, dan terpaku pada peran Bapak dan Bayek, sebuah hubungan keluarga yang cukup keras menurut saya, sedikit banyak yang dilakukan Bapak kepada Bayek rasa rasanya pernah saya alami juga meskipun tidak sekeras yang diterima Bayek.

Entahlah apakah semua Bapak di dunia seperti itu, tapi yang saya rasakan dari Bapak saya adalah sosok yang sedikit bicara, penuh dengan tanggung jawab, tegas, lebih banyak memberikan teladan tidak hanya perintah saja dan terakhir senyumnya mahal :)

Saya masih teringat betul, bahkan mungkin pernah saya ceritakan sebelumnya, setiap sholat shubuh dan maghrib Bapak selalu tidak pernah bolong membaca Al Qur'an sepulang dari Masjid, selalu. Ndak hanya membaca saja, tapi di murotalkan dengan suara yang keras. Saya juga begitu, sama Bapak kalau habis sholat shubuh dan maghrib ndak pulang pulang pasti sudah dicari. Biasanya Bapak nyuruh Iput buat njemput di masjid. Sesampainya di rumah disuruh ngaji, ndak berhenti disitu, kalau ngaji biasa kami sekeluarga duduk di ruang tengah jadi semua mendengat, Bapak yang lebih mengerti bacaan selalu meluruskan saya kalau bacaan saya salah. Selalu dipotong akalu salah, sampai sampai saya merasa, kok saya salah terus sampai sampai saya nangis ngambek. Jenkel kok salah salah terus.

Akhirnya setelah ada program tahsin di masjid, saya paksa untuk ikut, dan masyaallah, apa yang saya alami berubah 180 derajat. Alhamdulillah ternyata banyak hikmah setelah belajar Tahsin, ndak hanya bacaan saya jadi lebih bagus tapi saja juga bisa menjadi contoh kakak yang baik untuk adek adek saja. Jadi sampai skarang kalau saya di rumah selalu adek adek saya semak, terkadang saya selingi hafalan. Bahkan sampai saat bermain pun, sesimpel bermain tebak tebakan hewan atau tanaman atau kata benda yang ABCD pakai jari itu, nah siapa yang kalah maka hukumannya hafalan surat pendek.

Bapak, sosok bijaksana yang disetiap tindakannya menganduk banyak makna dan hikmah, selalu ada pelajaran yang bisa diambil. Mungkin tidak saat itu tapi kelak dimasa yang akan datang kita akan memahami betapa Bapak yang kita kenal mendidik kita penuh ketegasan, adalah wujud kasih sayangnya pada kita. Masa depan yang cerah tidak bisa kita raih dengan bersantai santai, perlu perjuangan dan perlu kesungguhan.

Selain urusan membaca Al Qur'an Bapak juga sering mengajak saya menamani mengisi pengajian diwaktu kecil, sampai saat ini kalau ada kesempatan pulang ikut nderekke Bapak ngisi di salah satu cabang. Bahkan saat hujanpun Bapak tidak goyah, tetap sigap berangkat, berusaha tidak terlambat. Subhanallah, adalah teladan yang benar benar menginspirasi saya bahwa dakwah itu bukan tergantung siapapun atau apapun, melainkan cukup karena Allah, dan untuk Allah. Alhamdulillah semua pengalaman dan pelajaran yang Bapak pesankan kepada saya lewat perkataan dan sikap menjadi bekal berharga saya untuk terus melangkah di jalan dakwah.

Ada satu hal yang masih Bapak sembunyikan, dan saya berharap hal tersebut benar benar membuat senyum Bapak merekah indah penuh bahagia. Bapak masih berikhtiar mencarikan mencarikan jodoh terbaik untuk saya. memang kalau pas sama saya tidak banyak berbicara saat dikusi dengan ibuk, tapi saat ibuk cerita, "Bapak itu kalau sepulang ngaji atau kelompok yang dibahas kamu" kata Ibuk, kata Ibuk Bapak selalu ditanya Aam bagaimana kabarnya, diberi ucapan selamat sudah mapan di jogja, dll. dan diakhir pembicaraan Bapak selalu ditanya sudah punya jodoh belum... tapi uniknya kalau urusan keyakinan, Bapak selalu klop sama Ibuk, jadi kalau Ibuk sudah bismillah, Bapak juga. Begitu juga sebaliknya. Maka pembicaraan jodoh yang dulu saya, Ibuk dan Bapak bicarakan masih sama tidak berubah, bahwa kamu, iya kamu... adalah pilihan orang tuaku. Ibuk dan Bapak berharap hadirnya kamu benar benar bisa menjadi pendamping hidup tidak hanya dirumah tapi juga di medan dakwah.

Semoga kita, orang tua kita, Bapak Ibu kita senantiasa diberikan kesehatan. Aamiin
Bapak, Uhibuka fillah... karenamu saya mengerti arti perjuangan

Cangkringan, 13 Nov 2017 - AM

No comments:

Post a Comment