Assalamu'alaikum ^_^

Yuk kita perbanyak membaca buku dan mendengarkan kajian, Let's Fastabiqul khoirot !

Wednesday, April 26, 2017

Hikmah #20 - Menjadi Yang Terbaik Diantara yang Baik


Allah subhanallahu wata'ala berfirman dalam Qs. Al Ahzab ayat 33 : Sungguh, laki laki dan perempuan muslim, laki laki dan perempuan yang mukmin, laki laki dan perempuan yang tetap dalam taatnya, laki laki dan perempuan yang benar, laki laki dan perempuan yang sabar, laki laki dan perempuan yang khusyuk, laki laki dan perempuan yang bersedekah, laki laki dan perempuan yang berpuasa, laki laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan yang pahala yang besar.

Dalam islam kita diajarkan untuk senantiasa berjuang, berjihad dijalan Allah subhanallahu wata'ala dengan jihad yang penuh dengan kesungguhan. Bersungguh sungguh menjadi seorang muslim yang kaffah, yang senantiasa berusaha menjadi baik diantara yang baik.

Seorang muslim yang kaffah ia akan menjalankan segala perintah Allah subhanallahu wata'ala dan menjauhi larangannya serta mengamalkan sunnah Nabi Muhammad Sallahu 'alaihi wasallam. Maka Mereka yang memiliki semangat kaffah, semangat fastabiqul khoirot, tidak akan puas dengan amalan yang baru ia lakukan, ia akan terus meningkat, berusaha meningkat setingkat.

Seperti pada ayat yang telah Allah firmankan diatas, bahwa setiap karakter atau kepribadian seorang laki dan perempuan muslim yang Allah subhanallahu wata'ala sebutkan tersebut bukanlah hal yang berdiri sendiri sendiri. Satu dengan yang lainnya adalah sebuah rangkaian, tahapan untuk puncaknya adalah untuk mendapatkan ampunan dan pahala yang besar yaitu surga.

Tingkatan yang pertama adalah muslim. Setiap hamba yang bersaksi bahwa Allah subhanallahu wata'ala adalah Tuhan yang Maha Esa dan Nabi Muhammad Sallahu 'alaihi wasallam adalah utusan Allah subhanallahu wata'ala, kemudian mengamalkan ibadah wajib yaitu sholat maka mereka sudah tergolong menjadi seorang yang muslim. Banyak di sekitar kita orang muslim yang hanya mengaku agamanya muslim, kesehariannya tidak menunjukkan sifat seorang muslim yang menjalankan ibadah sholat. Perilakunya tidak memberikan keselamatan, ketenangan pada sekitarnya, maka yang demikian itu tergolong bukan orang muslim dihadapan Allah subhanahu wata'alaa.

Tingkatan selanjutnya adalah mukmin. Mukmin adalah hamba Allah subhanallahu wata'ala yang mengimani ke enam rukun iman. Mereka percaya dan yakin akan kehidupan akhirat. Sehingga rasa tersebut tercermin dalam segala tindak tanduknya  yang selalu memperhatikan baik buruknya. Pada tingkatan ini juga bisa jadi iman seseorang itu dusta atau munafiq. maka kita harus senantiasa berlindung pada Allah subhanahu wata'alaa atas godaan syaitan yang senantiasa membisikkan kefuturan dan kekufuran, naudzubillah.

Selanjutnya, orang yang mukmin akan meningkat setingkat lagi menjadi orang yang taat atau muttaqin, hamba Allah subhanahu wata'alaa yang bertaqwa adalah hamba yang senantiasa berusaha untuk meyakini dan mengamalkan segala keyakinannya itu dalam kesehariannya. Baik dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangannya. Qur'an dan sunnah senantiasa menjadi pedoman dalam melangkah. Ketaatannya pada Allah dan Rosul senantiasa menghiasi setiap tindak tanduknya. namun lagi lagi, dalam hal ini masih banyak umat islam yang mengaku muslim, mukmin dan muttaqin, tapi segala amalannya masih mengikuti kata kyainya, syeikhnya yang sering kali tidak ada dasarnya, mengarang sendiri, yang kemudian beralasan "elek e opo". Padahal apa yang dilakukan itu jelas jelas tidak berdasar qur'an dan sunnah. Maka hama Allah yang muttaqin, yang lurus ketaatannya hanya kepada Allah subhanahu wata'alaa dan rosulnya adalah lebih dari hamba Allah yang muslim dan mukmin,

Lalu tingkatan diatas hamba yang muttaqin adalah hamba Allah subhanahu wata'alaa yang shodiq. Seperti pembahasan sebelumnya. ketaatan yang membawa keberkahan, kemuliaan dan keselamatan adalah ketaatan yang benar, yang berlandaskan qur'an dan sunnah.  Maka disinilah letak pentingnya "ngaji". Mempelajari Al Qur'an dan As Sunnah. Namun kebenaran yang dimaksud adalah benar atau sesuai antara hati, pikiran dan perbuatan, ketiganya haruslah selaras. Bukan ketika hati berkata A, otak berfikir B dan perbuatannya C. Jadi taat yang Allah ridhoi adalah ketaatan yang benar, benar apa yang dia rasa, apa yang dia fikirkan dan benar perbuatannya. Allah subhanahu wata'alaa berfirman dalam Qs. Al Hujurat ayat 15 : Sesungguhnya orang orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan RosulNya kemudian mereka tidak ragu ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya dijalan Allah. Mereka itulah orang orang yang benar.

Dalam pengamalannya, hamba allah yang benar iman dan taqwanya, Allah subhanahu wata'alaa akan menguji dengan cobaan. Cobaan tersebut Allah berikan untuk menguji imannya benar atau tidak, taqwanya benar atau tidak. Maka tingkatan selanjutanya adalah hamba Allah yang sabar. Kesabaran yang dimaksud adalah tetap dalam Islam, Iman, Taqwa dan Benar. Dia sama sekali tidak goyah ketika harus mendapatkan ujian dari diri sendiri, keluarga, teman temannya, masyarakat. Tetap Allah dan Rosul menjadi penolongnya, keyakinannya itulah yang membuat dia senantiasa bersabar untuk tetap mengikuti jalan yang lurus, yaitu islam (Al Qur'an dan As Sunnah).

Setelah Sabar, tingkatan selanjutnya adalah Khusyu'. Hamba Allah yang khusyu' sudah pasti dia itu islam, beriman, bertaqwa, shodiq dan sabar. Kenapa ? karna mereka itu senantiasa yakin akan ada kehidupan akhirat dan dengan keyakinannya itu menghasung dia untuk senantiasa mentaati Allah dan RosulNya lalu bersabar atas apapun yang terjadi. Allah subhanahu wata'alaa berfirman dalam Qs. Al Baqarah ayat 45 - 46 : "Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Dan (sholat) itu sungguh berat kecuali bagi orang orang yang khusyu' ; yaitu mereka yang yakin bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepadaNya.

kemudian dengan kekhusyu'annya itulah, menjadikan hamba yang satu ini meningkat lagi menjadi hamba yang gemar berinfaq, bersedekah, berbagi rizki kepada saudaranya yang membutuhkan, ikut andil dalam perjuangan dakwah islam. Allah subhanahu wata'alaa berfirman dalam Qs. Al Baqarah ayat 254 : Wahai orang orang yang beriman ! Infaqkanlah sebagian rezeki yang telah kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi syafa'at. Orang orang kafir itulah orang yang zalim.

Selanjutnya, setelah bersedekah yang merupakan amal sholeh amwal dengan harta benda, maka kemudian akan meningkat lagi untuk bisa menjadi hamba Allah subhanahu wata'alaa yang dapat beramal dengan anfus (jiwa) yaitu dengan menjadi hamba yang rajin berpuasa. Dan memang benar adanya dalam perjalana jihad fiisabilillah harta lebih didahulukan dari pada jiwa, seperti dalam firman Allah subhanahu wata'alaa Qs. As Saff ayat 11 : "Yaitu kamu beriman kepada Allah dan RosulNya dan berjihad dijalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui". Meskipun demikian antara harta dan jiwa tidak dapat dipisahkan, maka keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan dalam menjalankan ketaatan kepada Allah dan Rosulnya. maka hamba Allah subhanahu wata'alaa yang berjuang tidak hanya dengan harta tapi juga dengan jiwanya ia akan lebih tinggi derajatnya disisi Allah subhanahu wata'alaa.

Tingkatan selanjutnya menjadi hamba Allah subhanahu wata'alaa yang beramal bi amwal (harta) wa amfus (harta) adalah hamba Allah yang senantiasa menjaga kehormatannya.  Allah subhanahu wata'ala berfirman dalam Qs. An Nur ayat 30 - 31 : Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." ; Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) Nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau  budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

Dan salam sebuah hadits disebutkan, “Barang siapa yang bisa menjamin untukku apa yang ada di antara dua rahangnya (lisan), dan yang ada di antara kedua pahanya (kemaluan) maka aku akan menjaminnya masuk syurga” (Muttaqun ‘alaih dari Sahl bin Saad radhiyallahu ‘anhu).

terakhir, tingkatan yang paling tinggi diantara yang lain adalah hamba Allah yang dia islam, juga beriman, bertaqwa, shodiq, bersabar, yang khusyu', rajin bersedekah dan berpuasa, lalu senantiasa menjaga kehormatannya serta selalu mengingat Allah subhanahu wata'ala (dzikrullah) atau dalam bahasa lain hamba Allah yang beristiqomah. Allah subhanahu wata'ala berfirman dalam Qs. Fushilat ayat 30 : “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.” dan di ayat lain Allah subhanahu wata'ala juga berfirman dalam Qs. Al Ahqof ayat 13 - 14 : “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” .

Begitulah ke sepuluh karakter hamba Allah yang kaffah, yang selalu berusaha menjadi yang terbaik diantara yang baik. Semoha kita senantiasa diberikan petunjuk untuk senantiasa istiqomah di jalanNya. Aamiin ya Rabb

Wallahu 'alam bisshowab.

Source Picture : www.inspirasi.co/lenterasukma

AM, Yogyakarta, 27 April 2017

No comments:

Post a Comment