Assalamu'alaikum ^_^

Yuk kita perbanyak membaca buku dan mendengarkan kajian, Let's Fastabiqul khoirot !

Sunday, December 25, 2016

Warna dalam Karya, Ekspresi dalam Prestasi


Menurut jenengan, insan yang berprestasi itu yang bagaimana ?

Insan yang berprestasi menurut saya adalah mereka yang dapat bersungguh sungguh dalam belajar dimanapun dia berada dan dia mampu membuat sebuah aksi nyata atau karya yang bermanfaat bagi masyarakat. Bagi saya prestasi itu tidak hanya diukur dengan tingginya nilai dan banyaknya medali atau trofi, tetapi lebih dari pada seberapa besar manfaat yang dia berikan. Insan yang prestatif adalah mereka yang berhasil melakukan semua hal tersebut atas dasar semata-mata hanya untuk mengharap ridho Allah subhanahu wata’ala, sebagai wujud ketaatan kepada-Nya. Karna di sisi Allah hamba yang berprestasi adalah hamba yang bertaqwa “…sungguh yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling tinggi ketaqwaannya…” (QS Al-Hujurat 13)

Kalau jenengan sendiri, sejak kapan mulai menyadari dan meraih prestasi ? Tolong, diceritakan detail pengalamannya

Dulu disaat masih duduk di bangku SMA saya menyadari bahwa pasion saya saat itu tidak di pengkaryaan akan tetapi di pengorganisasian. Maka dimasa itu saya selalu memotivasi diri saya dan teman-teman saya khususnya yang tergabung di OSIS SMA MTA  untuk bermujahadah (sungguh-sungguh) dalam mengadakan kegiatan yang bermanfaat, mulai dari sekedar membuat forum belajar kelompok sampai kegiatan seminar kesehatan. Saya semakin yakin bahwa inilah prestasi kami saat itu.

Semangat inilah yang saya bawa ketika memasuki dunia perkuliahan. Setiap hari saya selalu berfikir apa yang harus saya lalukan agar ilmu saya, hidup saya dapat bermanfaat bagi sesama, seperti yang telah saya yakini .“…sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi orang lain.” (HR Bukhari)

Sebagai langkah awal, saya mencoba menjadi seorang asisten praktikum di Fakultas Biologi UGM. Setiap minggu saya mendampingi dan menemani para mahasiswa dalam belajar pelajaran biologi. Dalam perjalanannya saya seringkali menjumpai masalah dan saya sangat termotivasi untuk dapat menyelesaikannya. Setiap masalah yang saya temukan selalu saya sampaikan dalam diskusi saat kuliah dan saat kumpul dengan teman-teman. Dari setiap forum yang saya adakan selalu saya tulis hasilnya, sehingga ide itu selalu berkembang. Hingga pada akhirnya saya dipaksa teman saya untuk mengikuti lomba karya tulis mahasiswa dan dari sinilah saya mulai mengenal dunia pengkaryaan.


Pengalaman pertama saya mengikuti kompetisi karya tulis adalah Pekan Riset Ilmiah Mahasiswa Pertanian Indonesia (PRISMA) di UB tahun 2012. Di saat lomba saya sungguh merasa minder ketika bertemu dengan mahasiswa dari berbagai universitas dan juri dari para ahli, namun saya benar-benar tertampar dengan motivasi teman saya “bukanlah kesulitan itu yang membuatmu takut, tapi sungguh ketakutanmu itulah yang membuatmu jadi sulit”. Kemudian saya mulai move on dan berhasil mempresentasikan AFIF (Agri Fish Integrated Farming) sebuah konsep integrated farming di kawasan pinggiran perkotaan dengan lancar di depan para peserta dan juri untuk pertama kalinya. Alhamdulillah, dari percobaan pertama, kami dapat meraih juara favorit tingkat Nasional. Setelah mengikuti PRISMA saya merasa bahwa ilmu saya masih sangatlah sedikit, saya harus terus mengugrade pengetahuan dan skills saya dalam hal nalar research dan public speaking. Intinya belajar dan berlatih terus menerus bersama tim dan dosen pembimbing.

Sepulang dari UB saya tidak langsung santai santai, saya justrus semakin bersemangat untuk mengembangkan karya yang telah kami buat. Beberapa bulan setelah dari UB kami mencoba mengikuti lomba karya tulis Agritek di UPN tahun 2013 dengan karya AFIF yang sudah saya modifikasi. Setelah belajar dari pengalaman lomba di UB alhamdulillah kami dapat meraih juara 2 di Agritek UPN. Dari sinilah kami semakin yakin bahwa konsep AFIF kami benar-benar fit untuk diimplementasikan kepada masyarakat petani. Namun, kenyataannya tidak semudah yang saya bayangkan, ternyata banyak tantangan yang masih harus kami hadapi, mulai dari meyakinkan petani bahwa AFIF bisa menjadi salah satu solusi peningkatan produktivitas lahan pertanian, juga dalam mendampingi petani dalam membuat AFIF di lahan pertanian mereka, karna ternyata perlu modal yang cukup besar untuk membangun AFIF.

Akhirnya kami memutuska untuk mengikuti beberapa perlombaan untuk mencari uang hadiah lomba yang nantinya akan kami gunakan untuk membangun percontohan AFIF. Dari lomba yang kami ikuti kami hanya berhasil menjadi finalis di Lomba Paper Ilmiah Tingkat Nasional PESTAGAMA di UGM dan 10 Besar Lomba Essay di International Science and Art Festival di UGM. Saya menyadari mungkin karna niat kami yang salah sehingga kami tidak mendapatkan hasil yang maksimal. Setelah kekalahan tersebut saya memutuskan untuk kembali ke petani dan membuat analisis usaha tani AFIF dan kembali saya tulis dalam bentuk business plan. Kemudian saya presentasikan hasil analisis saya di sebuah kompetisi bisnis yang diadakan Universitas Telkom yaitu Java Business Competition (JBC) tahun 2013. Alhamdulillah saya dapat meraih juara 3 dikategori business plan. Hasil tersebut mnejadi acuan untuk saya praktikkan di lapangan bersama salah satu kelompok tani di Kec. Kasihan Kab. Bantul Yogyakarta. Setelah melakukan beberapa kali penelitian dan perlombaan saya mulai merasakan pasion saya, yaitu di bidang research and development.

 Ide terkait pengembangan pertanian dengan teknologi tepat guna selalu bermunculan, mulai dari teknologi produksi yaitu alat penanam legume otomatis dan alat penyadap karet, lalu inovasi dalam pengolahan olahan pangan lokal seperti dawet unyu (dawet instan ubi ungu), juga dalam modifikasi bioteknologi dengan kultur jaringan untuk membuat sebuah aksesoris yaitu mungil culture. Selain itu juga dalam pemanfaatan limbah pertanian seperti limbah batang perkebunan singkong yang menjadi masalah besar petani perkebunan singkong di Provinsi Lampung. Kemudian kami mencoba mengolah limbah ersebut menjadi papan partikel batang singkong. Sampai saat ini kami sudah melalukan riset sebanyak 4 kali untuk mendapatkan kualitas papan partikel batang singkong terbaik. Alhamdulillah dalam perjalanannya saya dan tim saya mendapatkan hasil yang memuaskan dari setiap presentasi lomba yang kami ikuti.

Bermodalkan dana hibah penelitian dari PKM, penelitian pertama kami berhasil meraih juara 3 dalam lomba karya tulis dan debat ilmiah INVENTION UNDIP 2014, kemudian di pengembangan yang kedua kami berhasil meraih juara 1 di lomba karya tulis di Universitas Sultan Agung Tirtayasa, dan dipengembangan ke tiga kami berhasil meraih juara 1 di Mechanical Education Fair di UNDIP. Pencapaian kami tersebut semakin menguatkan kami untuk inovasi ini siap untuk dibawa kearah industri. Diakhir pertengahan tahun 2015 kami berkesempatan mempresentasikan inovasi kami dalam International Invention and Innovation Exhibition (ITEX) di Malaysia. Dari event tersebut kami dapat penghargaan medali perak dalam kategori Young Inventor, selain itu kamu juga berhasil mendapat penghargaan dari Invention from World Invention Intellectual Property Association (WIIPA) Taiwan. Saat ini kami masih mempersiapkan untuk mendapatkan hak paten dan rencana masuk ke industri papan partikel, dengan tetap memberdayakan petani perkebunan singkong, khususnya di Provinsi Lampung.

Disamping aktif di kegiatan kompetisi yang lebih mengedepankan research saya juga aktif dibidang development berbasis sociopreneur. Sejak awal semester 2 saya sudah mulai mengikuti program pemberdayaan masyarakat berbasis riset. Waktu itu dilakukan di pulau Madura. Pengalaman tersebut kemudian saya terapkan di petani Yogyakarta, tepatnya di kelompok tani cokelat merapi Dusun Tanen, Ds. Hargobinangun, Kec. Pakem, Kab. Sleman. Proses pendampinganpun saya mulai dari awal, mulai dai konservasi lahan, pengadaan bahan tanam, pemeliharaan tanaman hingga proses pengolaan buah untuk dapat di fermentasi hingga pengolan biji cokelat menjadi cokelat batang. Saat ini sedang saya kembangkan wisata cokelat merapi EAT COCOA (Edu Agro Tourism of Cocoa) dengan Gubuk Cokelat Merapi sebagai sentral olahan cokelat merapi.

Semua capaian tersebut adalah berkat pertolongan Allah Subhanahu wata’ala yang senantiasa memberikan saya kekuatan dan kesabaran untuk tetap mujahadah dala belajar dan berkarya. Polanya sama sebenanya, ketika saya punya ide langsung saya tuangkan dalam tulisan, lalu saya lombakan untuk mendapat penilaian dan masukan dari para ahli dengan pertimbangan model atau ide yang serupa. Alhamdulillah awal mula EAT COCOA muncul kami berhasil meraih juara 2 Lomba Kretivitas Bina Masyarakat Mahasiswa Pertanian PIMPI di IPB, dari event tersebut kami mendapatkan rekomendasi untuk mengikuti Program Hibah Bina Desa dari DIKTI (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi). Dan akhirnya di akhir tahun 2014 kami berhasil mendapatkan hibah tersebut. Terakhir kami berhasil menjadi yang terbaik di Menyapa Indonesia Mencari Desa dan berhak mendapat pendampingan dari  LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan). Hingga saat ini pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan wisata cokelat merapi bersama petani cokelat di lereng Merapi masih saya lakukan.

Untuk membantu proses produksi cokelat di kebun EAT COCOA tersebut, saya bersama teman saya mencoba membuat inovasi lagi berupa startup digital yang bernama Agrilink. Sebuah startup yang dapat membantu petani cokelat mengelola (monitoring) kebunnya dalam upaya peningkatan produktivitas, disamping juga membantu menghubungkan petani dengan permodalan dan pemasaran di industri pengolahan. Dan di awal tahun kemarin startup kami berhasil meraih Runner-up Innovative Academy UGM. Hingga saat ini saya terus berinovasi, berdiskusi dan berbagi inspirasi dengan teman-teman agar ilmu yang sudah didapat terus berkembang dan dapat dipraktikkan sehingga bermanfaat untuk masyarakat secara luas.

 Prestasi apa saja yang pernah diraih ? 

2012    Juara Favorit LKTIN Pekan Riset Ilmiah Mahasiswa di UB
2013    Juara 2 Lomba LKTI Agrotek di UPN
2013    10 Besar Lomba Essay di International Science and Art Festival di UGM
2013    Finalis Essay Ilmiah Tingkat Nasional dalam ECSOTIC di UB
2013    Finalis Paper Ilmiah Tingkat Nasional dalam PESTAGAMA di UGM
2013    Juara II Lomba Kretivitas Bina Masyarakat Mahasiswa Pertanian PIMPI di IPB
2014    Lolos didanai Program Hibah Bina Desa (PHBD) DIKTI
2014    Juara 3 Java Business Competition (JBC) Universitas Telkom
2014    Peringkat ke 7 BNI Business Co Creator Chapter Yogyakarta
2014    Juara 3 LKTIN dan Debat Ilmiah INVENTION UNDIP
2014    Juara 2 Portani Fakultas Pertanian UGM Cabang Bulutangkis
2014    Lolos didanai PKM Bidang Penelitian Papan Limbah Batang Singkong
2015    Awarded as Silver Medal in the Asian Young Inventors Exhibition Malaysia 2015 
            Awarded as Gold Medal in Honor of Invention from World Invention 
            Intellectual Property Association (WIIPA), Taiwan
2016    Semifinalis HILO Leader Green Leader
2016    Best Paper Menyapa Indonesia Mencari Desa bersama LPDP
2016    Runner-up Innovative Academy UGM with Agrilink

Apa motivasi terbesar untuk berprestasi ? 

Motivasi terbesar adalah karna Allah Subhanahu wata’ala. Bagi saya hidup itu tidak hanya sekedar hidup. Tapi hidup itu untuk yang Maha Hidup. Semaksimalnya kita beramal kebaikan dengan apa yang kita miliki. “... dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu...” (Qs. Qashah ayat 77). 

Kesungguhan kita dalam belajar dan berkarya merupakan wujud rasa syukur atas segala nikmat yang telah Allah curahkan kepada kita. Maka insyaAllah dengan kita istiqomah menebar manfaat Allah akan menambah nikmat-Nya. ...jika kalian bersyukur pasti akan Aku tambah ni’mat-Ku padamu tetapi jika kalian kufur sesungguhnya adzab-Ku amat pedih”. (Qs. Ibrahim ayat 7)

 Siapa saja yang ikut berperan dalam peraihan prestasi jenengan ?

Yang ikut berperan dalam peraihan prestasi saya adalah pertama Orang tua saya. Karna saya sudah terbiasa mengkomunikasikan segalanya dengan orang tua. Jadi bapak dan ibu selalu tahu perkembangan study dan karya saya, dan beliau berdua selalu mensupport, merestui dan mendoa’akan setiap langkah saya. Bagi saya itu adalah modal besar bagi saya untuk terus bergerak, karena saya selalu yakin “Ridhollahu fii ridhol walidain wa sukhtullah fii shukhtil walidain” (Ridho Allah itu terletak pada ridho orang tua dan kemurkaan Allah itu terletak pada kemurkaan kedua orang tua). Disamping itu saya punya teman atau partner yang sevisi, yang menjadi tempat saya mencurahkan smua ide dan gagasan saya, berdiskusi bersama menentukan solusi dari setiap permasalahan yang kami temukan. Kami selalu menyemangati untuk terus berjuang dalam berkarya menebar manfaat untuk umat.

Bagaimana proses peraihan prestasi jenengan (yang dirasa paling gemilang) ? Lika-liku untuk mendapatkannya. Jadi dari perjuangan sampai ke peraihan penghargaan tersebut.

Menurut saya yang paling berkesan adalah saat berkarya EAT COCOA melakukan pemberdayaan petani cokelat di Lereng Gunung Merapi. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, EAT COCOA yang sekarang saya mulai dari nol, mendampingi dari awal, kemudian terus berproses, tahap demi tahap membenahi proses mulai teknis pembibitan, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hingga pemanfaatan limbah. Berawal dari riset, kemudian ikut lomba karya tulis, lalu dipraktikkan jadi program pemberdayaan masyarkat, kemudian mendapat hibah dari pemerintah, setelah itu masuk proses pengembangan SDA dan SDM. Selanjutnya publikasi lewat media online, dan event kampus. Akhirnya kami berhasil terpilih menjadi salah satu dari 2 desa di Jawa yang akan mendapat mendampingan dari LPDP, lalu juga terpilih menjadi desa favorit pengembangan wisata di Kabupaten Sleman DIY oleh Dinas Pariwisata Kab Sleman. Saat ini saya bersama warga Tanen sedang mengembangkan paket wisata live in, camping, outbond serta mini caffe bernama Gubuk Cokelat Merapi. Gubuk tersebut akan menjadi tempat istirahat bagi para wisatawan yang sedang berwisata di kawasan Gunung Merapi. Dengan konsep chocobreak Gubuk Cokelat Merapi akan membuat banyak olahan cokelat merapi, sehingga kedepan Gubuk Cokelat akan menampung semua biji cokelat hasil perkebunan petani di  Desa Tanen dan sekitarnya. Alhamdulillah, begitu besar nikmat yang saya rassakan ketika dari awal saya masuk masyarakat masih terkendala msalah budidaya, akhirnya dengan penuh perjuangan dan kesabaran akhirnya saat ini masayarakat dapat keluar dari masalah tersebut, dan berhasil mengembangkan usaha bersama sama. Semoga usaha bersama warga desa ini terus berkembang dan dapat menjadi contoh didaerah lain.

Setiap orang pasti punya kesulitan dalam meraih prestasi, kalau jenengan sendiri kendalanya apa ? Bisa diceritakan ? 

Kendala internal dari diri saya adalah sering kali beberapa kegiatan saya berbenturan karna saya tidak hanya aktif di masyarakat, tapi juga aktif di kegiatan kemajlisan, organisasi, unit kegiatan mahasiswa dan kompetisi. Seringkali kegiatan lomba berbenturan dengan jadwal kuliah, lalu kegiatan di masyarakat berbenturan dengan kegiatan kemajlisan, dan kegiatan di organisasi. Selain itu masalah finansial pasti menjadi kendala, karna komunikasi yang saya lakukan lebih banyak, perjalanan yang saya lalui lebih jauh, maka otomatis pengeluaran yang saya keluarkan lebih banyak. Setiap hari saya harus merancang agenda kegiatan saya dengan kondisi finansial yang terbatas.

Selain itu masalah yang sering kali saya hadapi adalah ketika berada di tengah tengah masyarakat. Kadang keberadaan kita diragukan oleh mereka, tidak langsung diterima begitu saja. Saya harus mempelajari karakter masing masing petani kakao di kawasan tersebut. Kemudian menyampaikan setiap rencana yang saya susun sesuai model komunikasi yang mereka sukai. Ada yang diajak ngobrol di rumah, di gubuk, di kebun. Dan dari keseluruhan warga, tidak semua aktif menyambut rencana pembangunan, hanya beberapa yang siap untuk kerja keras membangun desa wisata, padahal segala kebutuhan sudah saya cukupi dari hasil saya mengikuti lomba dan pelatihan di beberapa kegiatan. 

Bagaimana cara mengatasi kendala tersebut ? Mohon tips-tipsnya. 

Pertama masalah internal terkait kegiatan yang berbenturan maka cara yang saya lakukan adalah pertama membuat list agenda berupa “To Do”, “Do”, dan “Done”. Dari list tersebut saya mengetahui kegiatan  saya selama satu minggu dan saya bisa membuat skala prioritas dari semua kegaitan tersebut. Prinsip saya adalah dahulukan Allah dan Rosulnya. “...Dan carilah pahala negeri akhirat dengan apa yang dianugrahkan Allah kepadamu tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia...” (Qs. Al Qasas ayat 77). 

Kita harus yakin, ketika kita menolong agama Allah maka Allah akan menolong kita dan meneguhkan kedudukan kita. “...Wahai orang-orang yang beriman,jika kamu menolong agama Allah maka Allah akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (Qs. Muhammad ayat 7). Ketika kita sudah ikhtiar untuk merencanakan kegiatan dengan segala pertimbangan yang terbaik, maka kemudian serahkan segalanya pada Allah, libatkan Allah dalam proses yang sedang kita jalani. InsyaAllah Allah akan memberikan hasil yang terbaik menurut-Nya. Dan kita harus yakin itulah hasil yang terbaik yang wajib kita syukuri. Dan setiap kegiatan yang sudah dijalani wajib bagi kita untuk mengevaluasi dari proses yang sudah kita lakukan. Jadikan bahan evaluasi tersebut untuk terus memperbaiki diri.

Kalau masalah finansial solusi utama adalah kita harus rajin rajin menabung. Pastikan uang yang kita miliki itu benar benar kita gunakan untuk hal hal yang kita butuhkan bukan hanya sekedar menuruti keinginan. Dan yakinlah pasal 1 “rejeki itu tidak akan salah alamat” selama kita mau bersungguh sungguh dalam berusaha belajar dan berkarya, rejeki itu akan mengikuti kita, entah kita akan dapat beasiswa dari prestasi akademik kita atau dari hadiah lomba. Percayalah J

Masalah bersosialisasi dengan masyarakat kuncinya adalah kita mulai dari orang yang paling berpengaruh di daerah tersebut, bisa mulai dari ketua kelompok taninya, ketua RT, atau ustadznya. Beliau yang akan menyampaikan maksud kedatangan kita dan kemudian kita yang akan menjelaskan dan mendampingi teknis dilapangan. Prosesnya memang lama tidak bisa instan, perlu kesabaran dan kerja ikhlas. Sociopreneur atau pemberdayaan masyarakat dilakukan bukan sekedar mencari profit tapi lebih dari pada benefit. “Do More, Give More”. Yakinlah ketika kita mau bertahan dalam segala keterbatasan dan tetap bersungguh sungguh membangun perekomonian sebuah masyarakat, maka kita saat itu sedang berproses untuk menerima rejeki yang lebih besar. Pastikan proses yang kita lalui sudah benar agar hasil yang kita terima adalah hasil yang barokah.

Biasanya ada satu titik yang mengubah seseorang. Pengalaman apa yang melecut untuk jadi pribadi yang sering berprestasi ?

Pengalaman saya yang membuat saya selalu berpacu untuk terus berkarya dan aktif berkegiatan positif adalah ketika karya saya di terima dan dihargai saat presentasi perdana, dimana saat itu adalah saat pertama kali saya mengikuti lomba tingkat nasional. Saat itu memang saya kalah, tapi dari kekalahan tersebut saya jadi bersemangat untuk terus belajar, berdiskusi dan berlatih untuk menjadi mahasiswa yang punya kompetensi. Saya sadar ternyata apa yang saya pelajari itu apabila diolah akan menghasilkan karya yang bisa bermanfaat. Maka kedepan saya punya tekad untuk menjadi insan yang profesional yang dapat berkontribusi untuk masyarakat.

Bagaimana cara mengubah mindset 'aku gak bisa apa-apa, aku manusia biasa, gak bisa seperti yang lain yang berprestasi' ? 

Satu hal yang selalu harus tidak boleh kita lupakan adalah bersyukur. Kita tidak akan bisa belajar, berkarya atau bermanfaat untuk orang lain ketika kita tidak bisa mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Dengan modal syukur inilah menjadi semangat bagi kita untuk melakukan kegiatan yang positif. Syukur tidak membutuhkan tenaga dan biaya, ia hanya butuh keyakinan kita pada Allah Subahanahu wata’ala, bahwa kita ada sekarang dengan segala kelebihan dan kekurangannya adalah karna kasih sayang Allah Subhanahu wata’ala. Allah yang Maha Tahu, apa yang kita terima sekarang adalah sesuatu yang dirasa baik menurut Allah. Maka cukup lakukan hal positif yang kita bisa semaksimalnya (just do it), fokus pada minat dan bakat kita (apapun itu) lalu libatkan Allah dalam kita berproses. InsyaAllah Allah dengan wujud kesyukuran tersebut, Allah akan menambah nikmatNya kepada kita, dan meneguhkan kita, menuntun kita untuk terus bersabar dalam belajar dan berkarya, menjadi insan yang berprestasi, yang dapat bermanfaat untuk umat.

Adakah pesan-pesan yang bisa dibagikan kepada teman-teman untuk menjadi insan yang berprestasi ?

Untuk menjadi insan yang berprestasi kuncinya adalah syukur
Dengan kesyukuran ini menjadi modal besar bagi kita untuk terus berkarya, setelah syukur ada 4 hal yang selalu saya pegang teguh, dimanapun saya berkarya. 4 hal tersebut adalah Ikhlas, Mujahadah, Istiqomah dan Nidhom.

Ikhlas dalam bertindak
Mujahadah dalam belajar dan berkarya
Istiqomah dalam beribadah dan berbuat baik
Dan Nidhom (Disiplin) dalam segala aktivitas.

Dan yang terakhir, pastikan hidup kita tidak hanya sekedar hidup. Hiduplah untuk yang Maha Hidup, hidup yang bermakna, penuh karya dan penuh manfaat.


No comments:

Post a Comment