Assalamu'alaikum ^_^

Yuk kita perbanyak membaca buku dan mendengarkan kajian, Let's Fastabiqul khoirot !

Wednesday, January 25, 2017

Bicara Hati #2 - Menghidupkan Hati dalam Kesederhanaan


Tak terasa hari terus berganti,
Sang fajarpun semakin memudar, 
bersama lirihnya lantunan ayat ilahi.
Tubuh yang lemah tak berdaya itu perlahan beranjak bangun.
Dalam doanya rasa syukur senantiasa ia panjatkan,
atas segala nikmat yang telah Allah curahkan.
Nikmat hidup, islam dan iman.

Nampak dari layar handphone ada satu pesan,
oh ya... ia baru tersadar, mungkin itu pesan balasan dari ibuknya
kemarin malam dia mengabarkan kalau kondisinya,
bercerita tentang pengalaman baru di tempat ia bekerja, 
dan yang paling berkesan adalah rasa bahagia,
ketika telah mendapat gaji pertama. ^^

Bismillah...
dalam sms yang singkat ibuk menulis

" Ya Alhamdulillah semoga barokah Am, 
disyukuri jangan melihat jumlahnya
yang kita cari keberkahannya.
Kelihatannya sedikit tapi insyaAllah 
klu kita syukuri akan bisa mencukupi.
Contohnya Bapak dulu, walaupun dulu gaji belum banyak 
dan belum sertifikasi tapi bisa nabung untuk haji,
jangka 10 tahun alhamdulillah Bapak dan Ibuk bisa haji.
Setiap gajian menyisihkan 400 ribu. Alhamdulillah bisa.
Syaratnya satu, kamu harus bisa hidup sederhana "

Perlahan air mata kerinduanpun menetes 
bersama untaian kalimat syukur 
atas kasih sayang yang telah Allah anugrahkan
Sebuah kalimat yang selalu bapak dan ibuk sisipkan 
dalam setiap nasehatnya kepada para putra putrinya
" sederhana "


Nasehat yang selalu beliau contohkan,
dalam merawat, mendidik dan membina putra putrinya
Menghiasai diri bukan dengan megahnya rumah, 
bagusnya busana, mewahnya makanan
melainkan dengan kesyukuran

Ia teringat ketika masih kecil,
betapa indahnya kesederhanaan itu.
Bapak mendidiknya sederhana dengan selalu gemati merawat rumah,
membersihkan dan menata segalanya dengan indah pada tempatnya.
Ibuk mendidiknya sederhana lebih dari sekedar menerima apa yang ada,
mempersiapkan yang ada, melayani dan berbagi dengan penuh rasa kasih dan cinta.

Berkat didikan bapak ibuknya,
ia tumbuh menjadi pribadi yang bersahaja.
Menjalani hidup dengan penuh kesyukuran dan kesabaran,
tidak pernah meminta yang macam macam.
Bapak ibuk tak mengajarkan untuk bisa memiliki ini dan itu
namun bagaimana ia bisa merawat yang ada agar lebih bermanfaat.

Dalam hidupnya, meskipun tidak semewah teman - temannya
yang ia rasakan tetaplah kecukupan dan keberkahan.
Bukan seberapa nikmat yang dia rasakan,
namun seberapa manfaat yang dia berikan,
meskipun sedikit tetaplah dapat memberikan kebaikan
berkah karena kebaikannyapun semakin bertambah

Sungguh dengan kesedehanaan inilah,
hatinya selalu merekah indah,
bersama semangat perjuangan fiisabilillah,
menghiasai setiap langkahnya dengan dzikrullah.
Tiadalah hadirnya kecuali dapat memberikan kesejukan bagi sekitarnya
bukan kesilauan karena menampakkan segalanya
namun kesyukuran atas apa yang telah ia terima.

Itulah yang bapak ibuk selalu ajarkan kepadanya
Mendidik hati, membina diri menjadi hamba yang sederhana
Selalu semangat menjadi muslim yang kaffah 
Mujahadah dalam lillah
Istiqomah dalam dakwah

AM, Jogja 26/01/2017



No comments:

Post a Comment