Assalamu'alaikum ^_^

Yuk kita perbanyak membaca buku dan mendengarkan kajian, Let's Fastabiqul khoirot !

Monday, January 2, 2017

Hikmah #13 - Meraih Kebahagiaan Hidup


Ada satu doa yang hampir setiap kita melantunkannya, rabbanaa aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhiroti khasanah wakinaa ‘adzaa bannar (yaa Tuhan kami berikanlah kepada kami kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat dan lindungilah kami dari siksa api neraka)

Tapi harus kita sadari bahwa bahagia di dunia dan di akhirat itu tak cukup hanya dengan doa saja, harus ada upaya-upaya kongkrit yang harus kita lakukan. Lalu apa yang harus kita lakukan ?
Salah satu upaya kongkrit tersebut adalah tersebut dalam Qs. Al Hasyr ayat 18 :


Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. 

Diayat tersebut Allah Subhanahu wata'alaa mengawali firmannya dengan seruan “Yaa ayyuhalladziina aamanuu (wahai orang-orang yang beriman). Setiap ayat yang diawali dengan kalimat seruan, para ulam telah sepakat pasti di kalimat selanjutnya mengandung hal penting yang akan disampaikan Allah Subhanahu wata'alaa. Diayat ini ada tiga hal penting yang ingin Allah Subhanahu wata'alaa sampaikan.

Yang pertama, Ittaqullah (Bertaqwalah kepada Allah Subhanahu wata'alaa), kalimat ini bahkan Allah ulangi di tengah ayat, Wattaqullah (Dan bertaqwalah kepada Allah Subhanahu wata'alaa). Kenapa Allah Subhanahu wata'alaa sampai mengulangi hingga dua kali ? Sungguh karena sanggat pentingnya hal ini. Bertaqwa kepada Allah Subhanahu wata'alaa ini adalah kebutuhan kita. Banyak sekali didalam Al Quran yang menyebutkan keutamaan orang yang bertaqwa. Allah berfirman dalam Qs. Ali Imron ayat 76 :


(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.

Kalau kita ingin bersama Allah, didampingi Allah Subhanahu wata'alaa kemanapun kita pergi, dimanapun kita berada, kita ingin Allah bersama kita, kata Allah dalam Qs. Al Baqarah ayat 194 :


Bulan haram dengan bulan haram, dan pada sesuatu yang patut dihormati, berlaku hukum qishaash. Oleh sebab itu barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.

Kalau kita sudah dibersamai Allah Subhanahu wata'alaa maka kita akan bahagia dunia dan akhirat. Selain itu dengan kita bertaqwa maka Allah Subhanahu wata'alaa akan memuliakan kita. Allah Subhanahu wata'alaa berfirman dalam Qs. Al Hujurat ayat 13 :


Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Kalau kita ingin membawa bekal untuk kehidupan di akhirat maka sebaik baik bekal adalah taqwa. Allah Subhanahu wata'alaa berfirman dalam Qs. Al Baqarah ayat 197 :


(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.

Kalau kita ingin bahagia di masukkan kedalam surgaNya Allah Subhanahu wata'alaa maka Allah Subhanahu wata'alaa telah berfirman dalam Qs. Al Imran ayat 133 :


Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa


Dan masih banyak lagi keutamaan bagi orang yang bertaqwa. Oleh karena itu kita harus bertaqwa agar mendapatkan keutamaan keutamaan tersebut. Lalu pertanyaannya “bagaimana caranya kita bertaqwa ?” Seringkali kita mendengar taqwa itu menjalankan perintah Allah Subhanahu wata'alaa dan menjauhi larangan Allah Subhanahu wata'alaa, itu tidak salah tapi itu tidak mudah. Kenapa tidak mudah ? karena petintah dan larangan Allah Subhanahu wata'alaa termaktub dalam Al Qur’an, dan Al Qur’an itu 6000 ayat lebih, kita harus buka ayat per ayat. Sempetkah kita mencari tahu mana perintah Allah Subhanahu wata'alaa dan mana larangan Allah Subhanahu wata'alaa. Jangan – jangan belum sempat kita menginventarisirnya akhirnya kita tidak tahu semua perintah dan larangan Allah Subhanahu wata'alaa.

Untung ada ulama yang mendefinisikan pengertian bertaqwa dengan sangat sederhana, yaitu melakukan segala sesuatu yang disukai oleh Allah Subhanahu wata'alaa. Itu cukup pakai nurani tidak perlu membuka Al Qur’an. Sholat disukai Allah Subhanahu wata'alaa iya, bertaqwa. Puasa, sedekah disukai Allah Subhanahu wata'alaa iya, bertaqwa. Kita sedang jalan di tengah perjalanan menjumpai halangan batu atau kerikil kita singkirkan, disukai Allah Subhanahu wata'alaa tidak ? iya, maka kita bertaqwa. Mencontek ketika ujian kira kira disukai Allah Subhanahu wata'alaa tidak ? Tidak, maka tinggalkan insyaAllah kita bertaqwa. Iri, dengki, hasat, sombong, ghibah, namimah, sudahlah kita tinggalkan itu tidak disukai Allah Subhanahu wata'alaa, itu bukanlah perilaku orang yang bertaqwa.

Yang kedua, waltandur maa qoddamat liqhod. Perhatikan dirimu apa yang sudah dipersiapkan untuk hari esoknya, kehidupan akhirat. Karena sesungguhnya kita ini sedang menuju pada kematian. Dan tidak ada yang menjamin kita akan hidup esok atau beberapa menit kemudian. Maka wajib bagi kita sebagai orang yang beriman terhadap hari akhir untuk mempersiapkan bekal menuju kematian.
Kata para ulama ada 4 hal yang harus kita persiapkan :

1. Setiap hari bersihkan diri kita dari kesalahan dan dosa

Setiap dari kita itu punya salah punya dosa, maka sebaik dari orang yang salah dan berdosa  adalah mereka yang bertaubat kepada Allah Subhanahu wata'alaa. Allah Subhanahu wata'alaa berfirman dalam Qs. At Tahrim ayat 9 : 


Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu"

dan di dalam Qs. An Nur ayat 31 Allah Subhanahu wata'alaa juga berfirman :


Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung

Minimal disetiap hari kita ini istighfar, memohon ampun kepada Allah Subhanahu wata'alaa. Bagaimanapun bentuknya, pastikan diri kita beristighfar kepada Allah Subhanahu wata'alaa setiap hari. Nabi itu setiap hari minimal beristighfar 70 – 100 kali. Allah berfirman dalam Qs. An Nisa’ ayat 110 :


Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

Beristighfarlah ketika kita akan tidur, kita muhasabah diri kita, selama kita hidup sehari itu sudah berapa banyak amal kebaikan dan keburukan yang telah kita lakukan. Kalau amalan buruk kita masih banyak maka tutuplah malam dengan beristighfarlah kepada Allah Subhanahu wata'alaa.

2. Kumpulkan pahala sebanyak banyaknya. 

Mengumpulkan pahala bukan berarti kita harus tinggal dimasjid membaca Al Qur’an dan sholat sepanjang hari. Tidak cukup kita mengamalkan yang wajib dan sunnah saja, tapi jadikan semua yang kita lakukan itu berpahala, ada nilainya di sisi Allah Subhanahu wata'alaa. Jadikan yang kita lakukan itu ibadah. Cara agar kita bisa menjadikan aktivitas kita berpahala adalah ikhlas mengharap ridho Allah Subhanahu wata'alaa dan ittiba’ Rosul. Ketika kita sekolah, kuliah atau bekerja niatkan karena Allah Subhanahu wata'alaa, bukan mencari nilai, bukan mencari uang, bukan mencari pujian, jabatan atau kekuasaan. Saat beraktivitas ittiba’ Rosul, jangan sombong, jangan bohong, jangan ghibah. InsyaAllah aktivitas kita akan menjadi ibadah.

Bukankah sudah seharusnya kita dihidupkan dan menjalani hidup itu hanya untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wata'alaa ? Allah Subhanahu wata'alaa berfirman dalam Qs. Ad Dzariat ayat 56 :


Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku

dan di dalam Qs. Al An’am ayat 162 Allah Subhanahu wata'alaa juga berfirman :


Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.

Kita harus yakin bahwa semua itu atas kuasa Allah Subhanahu wata'alaa, smua dalam genggaman Allah Subhanahu wata'alaa. Ketika kita belajar dan kita niatkan mencari ridho Allah Subhanahu wata'alaa, maka Allah Subhanahu wata'alaa akan melebihkan apa yang kita harapkan, mungkin tidak hanya nilai dan ijazah, bisa jadi Allah Subhanahu wata'alaa mempertemukan jodoh kita saat kita belajar atau setelah kita selesai belajar. Kalau ada yang berdagang, maka niatkan berdagang karna mencri ridho Allah Subhanahu wata'alaa, sebelum berangkat ucapkan bismillah, saat jual beli jangan berbohong, jangan merugikan orang lain, takaran timbangan jangan dikurangi, barang bagus dan barang tidak bagus jangan dicampur. Maka yakinlah Allah Subhanahu wata'alaa akan meluaskan rizqi kita dan Allah Subhanahu wata'alaa akan memberikannya dari arah yang tak disangka sangka.

3. Persiapkan tabungan akhiratmu. 

Tabungan dunia disetorkan ke bank, biasanya kasirnya cantik, bersih dan wangi. Berbeda dengan tabungan akhirat disetorkan ke kaum dhuafa, fakir miskin, orang – orang yang tidak mampu, anak yatim piatu yang kadang kadang jangankan wangi, ganti baju aja tidak. Tapi sungguh mereka itu kasir kasir Allah Subhanahu wata'alaa. Yang disetorkan kepada mereka dicatat oleh Allah Subhanahu wata'alaa, dan harta tersebut adalah harta yang baqqo (kekal selamanya). Ketika kita mendapat rejeki 1 juta, lalu yang 2,5% sebesar 25 ribu kita bayarkan zakat sebagai tabungan akhirat kita sekaligus dicatat oleh Allah Subhanahu wata'alaa sebagai amal sholeh, sedangkan sisanya yang 975 ribu kita tabung di bank konvensional dan harta itu tidak ada malaikat yang mencatat, karena itu harta yang fana, fana itu artinya sementara. Tabungan dunia kapan saya bisa kita ambil disaat kita butuh, dan lama kelamaan akan habis. Berbeda dengan tabungan akhirat, sekali kita menabung dengan amal sholeh  maka sampai mati akan menjadi bekal kita untuk hidup di akhirat. Selain kekal bekal amalan kita akan Allah Subhanahu wata'alaa liat gandakan hingga tak berbatas. Allah Subhanahu wata'alaa berfirman dalam Qs. Al Baqarah ayat 261 :


Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

4. Utamakan akhirat dari pada dunia. 

Sungguh hidup itu pilihan, kita tahu mana yamengunutngng menguntungkan dunia dan mana yang menguntungan akhirat kita. Maka pilihlah yang menguntungkan akhirat kita. Seperti halnya ujian, ada pilihan jujur atau tdak jujur. Ingat dibalik ketidak jujuran itu ada dosa. Kita yang bekerja ingat jujurlah, jangan korupsi, utamakan akhirat kita dengan bersikap jujur, dan melakukan yang terbaik hanya mengharap ridho Allah Subhanahu wata'alaa sebagai bekal kita di akhirat untuk meraih surga Allah Subhanahu wata'alaa.


Yang ketiga “Innallaha khobiirumbimaa ta’maluun” (Sungguh Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan).  Allah Maha Mengetahui segala yang kita lakukan. Ini bukan pemberitahuan tapi ini ancaman. Allah Subhanahu wata'alaa mengetahui, Allah Subhanahu wata'alaa mencatat, Allah Subhanahu wata'alaa mengawasi bahkan Allah Subhanahu wata'alaa merekam segala sesuatu yang kita lakukan baik ucapan, tindakan sampai yang ada didalam hati kita, semua Allah Subhanahu wata'alaa mengetahuinya. Maka mari kita bertaqwa kepada Allah Subhanahu wata'alaa, melakukan segala hal yang disukai Allah Subhanahu wata'alaa sesuai contoh dan tuntunan Rosulullah Sallahu 'alaihi wasallam. InsyaAllah Allah Subhanahu wata'alaa akan membalas amal kebaikan kita dengan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, aamiin ya rabbil 'aalamiin.

Wallahu'alam bisshowab.

AM - Solo, 03/01/2017

No comments:

Post a Comment